Ia yang datang bersama belasan warga lain pun terpaksa pulang dengan tangan hampa. Ia mengaku mendapat informasi mengenai PSKS melalui media.
"Sempat nonton TV kemarin, Jokowi bagi-bagi bantuan di kantor pos. Saya juga pengin dapat bantuan, makanya saya ke sini," cerita Tarsiah.
Ternyata ia tidak memiliki undangan yang menyatakan dia termasuk dalam rumah tangga sasaran (RTS). Ia pun belum berkesempatan untuk memperoleh bantuan dana simpanan dari pemerintah itu.
Ia dan belasan warga lain sempat mengeluh di depan loket. Namun karena tidak memiliki alasan cukup kuat untuk protes, mereka pun tak lama meninggalkan loket.
Senada dengan Tarsiah, Jumaini (52) juga mengaku melihat informasi mengenai PSKS dari media. Ia mengira hanya dengan membawa kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) sudah bisa membuatnya mendapatkan bantuan tersebut.
"Saya nonton di TV katanya bisa langsung, ternyata enggak bisa ya. Harus ada surat undangan dulu atau gimana gitu tadi katanya, padahal kan saya sudah bawa KK dan KTP. Besok-besok deh ke mari lagi," tutur perempuan paruh baya ini.
Jumaini mengaku ingin memanfaatkan uang bantuan dari pemerintah untuk menambah kebutuhan rumah tangganya. Selain itu, bantuan tersebut akan digunakan untuk membayar sekolah cucunya.
Sebelumnya pada Senin (3/11/2014), Kantor Pos Pasar Baru membagikan 150 kartu yang merupakan bagian dari PSKS kepada warga Jakarta Pusat. Rencananya secara bertahap pemerintah akan membagikan kepada 15,5 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.