Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2014, 06:45 WIB
KOMPAS.com - Jelang rapat paripurna pengesahan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jumat (14/11), linimasa Twitter dibanjiri beragam komentar. Rencana pengesahan Basuki atau yang kerap dipanggil Ahok tersebut masih menemui hambatan karena adanya silang pendapat terkait hal tersebut.

Hal itu menyusul pemberlakuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang, yakni Perppu No 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dan Perppu No 2/2014 tentang Perubahan atas UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Perppu tersebut menghapus wewenang DPRD untuk memilih kepala daerah yang sebelumnya diputuskan DPR lewat inisiasi dan dukungan Koalisi Merah Putih.

Silang pendapat terjadi menyusul perbedaan tafsir siapa yang menggantikan Joko Widodo setelah mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan maju sebagai presiden.

Seperti diwartakan, pada Perppu No 1/2014 dalam Pasal 173 dan 174 Perppu itu disebutkan, kepala daerah yang mengundurkan diri secara tetap tidak otomatis digantikan wakilnya.

Koalisi Merah Putih bahkan meminta fatwa UU kepada Mahkamah Konstitusi terkait hal itu. Ini masih ditambah dengan sikap sejumlah anggotanya yang turut melakukan unjuk rasa menolak Basuki bersama sejumlah elemen organisasi kemasyarakatan.

Beragam komentar dengan nama ”Ahok” memenuhi linimasa Twitter. Sesuai aplikasi Topsy, dalam dua jam terakhir sebelum pukul 09.30 terdapat 3.515 kali nama ”Ahok” diunggah pengguna Twitter.

Sejumlah komentar disuarakan terkait dengan perseteruan Basuki dengan sejumlah ormas. Ini, misalnya, seperti yang diunggah pengguna akun @kadosilang saat menulis, ”Kemarin demo sampai ngata-ngatain Pak Ahok. Pas direkomen mau dibubarkan malah laporin Pak Ahok selalu menyudutkan mereka.”

Muhammad Ikhwan Rois ‏dengan akun @Rois_93 menulis, ”Apa alasan FPI melarang Ahok jadi gubernur?”

Surya Candra yang menggunakan akun ‏@Surya_kuba mengatakan, ”Tak ada alasan Ahok mesti menanggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI.”

Mochammad Arif Fauji dengan akun @glpromozar mengatakan, ”Jangan sampai Ahok dijegal karena kepentingan politik. Sungguh tega mereka kalau sampai kejadian.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com