Kembang Goyang yang berbentuk menyerupai bunga menawan lidah karena rasanya yang manis dan renyah. Sementara itu, Kue Akar adalah kue yang bentuknya panjang menyerupai akar. Rasanya tak kalah nikmat daripada Kembang Goyang.
Saat ini, tak mudah menemukan orang-orang yang memang khusus membuat kedua jenis kue kering ini.
Namun di Setu Babakan, ada seorang perempuan yang khusus membuat kedua kue khas Betawi ini dan menjualnya. Mpok Maryanah (31) namanya.
Dia mulai berinisiatif untuk membuat dan menjual kue tersebut sejak 4 tahun lalu, semenjak Kampung Betawi di Setu Babakan, Srengseng Sawah, mulai tenar di media.
Kembang Goyang dan Kue Akar Mpok Maryanah diberi merek sama dengan namanya. Maryanah mengaku ibunya memang sudah sering membuat Kue Akar dan Kembang Goyang sejak tahun 90-an hingga kemudian vakum karena mulai banyak warga Setu Babakan yang mengikuti usahanya.
Akhirnya, ketika Setu Babakan mulai tenar di media, Maryanah berinisiatif untuk membuka usaha membuat Kembang Goyang dan Kue Akar yang berbeda dengan yang lainnya. Dia dan ibunya akhirnya membuat Kembang Goyang dan Kue Akar dari resep yang berbeda dari yang lainnya.
Pada awalnya, dia mengaku sering mengalami kegagalan ketika bereksperimen membuat Kue Akar dan Kembang Goyang yang pas dengan takaran berbeda.
"Waktu pertama cari takaran yang khas aja kita harus gagal berkali kali, makanya sekarang resep tersebut kita rahasiakan," ungkapnya.
Oleh karena itu, ketika pesanan membludak, khususnya pada bulan Ramadhan, dia meminta bantuan sanak keluarganya untuk membuat Kembang Goyang dan Kue Akar.
"Kita paling minta bantuan bibi-bibi kita kalo pesanan membludak, soalnya kita pengen menjaga kekhasan rasa dari Kembang Goyang dan Kue Akar Mpok Maryanah," ceritanya.
Dalam seminggu, Maryanah mengaku dagangannya laku terjual 200-300 bungkus. Per bungkusnya, Kembang Goyang dan Kue Akar buatannya dihargai Rp 12.000. Dari penjual tersebut, Maryanah mendapatkan keuntungan Rp 600.000-Rp 700.000 per minggu.
Ketika bulan Ramadhan tiba, pesanan Kembang Goyang dan Kue Akar buatannya bisa mencapai 2.000 bungkus. Saat ini, Maryanah menjual dagangannya lewat kios-kios di Setu Babakan, akan tetapi dia sendiri juga menjual kue khas betawi tersebut di kiosnya sendiri.
Maryanah juga berharap dengan usahanya ini, selain bisa mendapatkan keuntungan, dia juga berharap bisa sekaligus membuat makanan khas Betawi itu tetap "renyah" dari zaman ke zaman dan tidak sampai punah.
"Saya harap juga sih dengan membuat kembali makanan khas Betawi ini selain mendapatkan untung tapi bisa juga melestarikan makanan khas Betawi yang kini susah dicari," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.