Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkendara Saat Hujan, Waspadai Genangan!

Kompas.com - 26/11/2014, 17:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Genangan air yang timbul saat hujan berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Karena itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengimbau pengendara untuk mewaspadai genangan.

"Genangan itu sering kali tidak ketahuan apakah hanya air di jalan datar atau ada lubang. Makanya, pengendara harus hati-hati saat melewatinya," ujar Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hindarsono kepada Kompas.com, Rabu (26/11/2014).

Hindarsono pun menyarankan pengendara untuk menurunkan kecepatan saat melewati genangan. Ini untuk mengurangi risiko terjerembab ke dalam lubang. Kecepatan yang tinggi saat melintasi genangan juga dapat membuat cipratan yang mengganggu pengendara lain.

Selain genangan, Hindarsono juga menekankan supaya pengendara mewaspadai pohon tumbang atau reklame jatuh saat berkendara pada saat hujan. Karena cenderung sulit dihindari, Hindarsono menyarankan supaya pengendara tidak melanjutkan perjalanan sementara ketika cuaca sedang sangat buruk.

"Misalnya ada badai lebih baik berhenti dulu, jangan melanjutkan perjalanan. Lebih baik mencegah," ujar dia.

Namun, hal ini tak berarti berarti pengendara dapat menghentikan kendaraannya di sembarang tempat sesuka hati, seperti di bawah jembatan. Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan kemacetan.

"Pengendara sepeda motor biasa seperti itu. Makanya, kalau hujan pasti macet gara-gara mereka (pengendara sepeda motor) neduh di bawah jembatan. Kendaraan-kendaraan lain tidak bisa lewat," ujarnya.

Karena itu, Hindarsono mengimbau supaya pengendara memarkir kendaraannya di tempat teduh lainnya. "Silakan berteduh, berhenti sebentar, tetapi jangan di bawah jembatan dan melebar sampai tengah jalan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com