Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Tahu Keluarga jika Naik Taksi Tengah Malam

Kompas.com - 03/12/2014, 13:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Baru-baru ini, tindak kriminal perampokan di dalam taksi sedang marak terjadi di Jakarta. Tindakan ini biasanya menyerang penumpang yang naik taksi pada malam hari.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol Rikwanto mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih taksi, khususnya jika harus naik pada tengah malam.

Rikwanto mengatakan, jika perlu, masyarakat lebih baik menelepon keluarga di rumah ketika ingin menumpang taksi pada tengah malam. Dengan demikian, keluarga bisa mengetahui keberadaan kita.

"Kita telepon keluarga kita dulu, ibu, bapak, adik, atau saudara, lalu bilang, 'Saya pulang dulu, pakai taksi ini sekarang berangkat dari sini menuju ke rumah', umpamanya seperti itu," ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/12/2014).

Rikwanto juga meminta masyarakat untuk menyempatkan diri melakukan riset kecil terhadap perusahaan-perusahaan taksi. Hal ini untuk mengetahui track record perusahaan taksi tersebut.

"Pastikan taksi ini jelas dari track record-nya. Apakah sering terjadi tindak kriminal atau tidak," ujar Rikwanto.

Rikwanto juga menjelaskan langkah yang diperlukan jika kita sudah telanjur menaiki taksi. Masyarakat diminta untuk menghafal nama sopir yang biasa tertera di dashboard mobil, kemudian menyamakan foto sopir yang tertera di dashboard dengan sopir aslinya.

Jika sempat, kata Rikwanto, masyarakat juga dianjurkan untuk mencatat nomor polisi dan nomor badan taksi.

Sebelumnya diberitakan, seorang karyawati berinisial RW (27) menjadi korban perampokan ketika menaiki taksi berwarna putih di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (28/11/2014) pukul 23.00 WIB. Perampok telah bersembunyi di dalam taksi, bekerja sama dengan si sopir.

"Setelah di dalam taksi, tiba-tiba jok belakang didorong orang dan muncul seseorang yang kemudian bersama sopir, mengancam korban," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol Rikwanto ketika dihubungi, Senin (1/12/2014).

Selain diancam oleh dua orang, Rikwanto mengatakan, salah seorang teman pelaku ikut naik ke dalam taksi ketika taksi melalui Mal Ambasador. RW pun ditodong dan diminta menyerahkan uang dan barang berharga miliknya.

RW pun menyerahkan 1 Blackberry Curve, 1 iPhone 5S, dan uang tunai sebesar Rp 1 juta. Selain kejadian di Kuningan, ternyata kasus perampokan dengan modus yang sama juga terjadi di SCBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com