Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Peserta Diklat Pajak Masih Lemas di Rumah Sakit

Kompas.com - 05/12/2014, 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Hapsari Arum Kusuma (26) masih lemas di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RS Patria IKKT Palmerah, Jumat (5/12/2014). Ia beristirahat satu ranjang dengan temannya yang bernama Ema Mahadewi (26).

Hapsari dan Ema adalah dua dari lima orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit karena dugaan keracunan makanan dari Panitia Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perpajakan DKI Jakarta di Jalan Sakti Raya, Kemanggisan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

"Iya saya ngerasain mual-mual pas pulang dari diklat, yakni (Kamis, 4/12/2014) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Kemudian berasa lagi pagi tadi pas masuk diklat pukul 08.00, makanya langsung dibawa ke sini," ungkap Hapsari yang mengatakan sudah sebulan ini mengikuti diklat perpajakan ini.

Hapsari mengaku pada Kamis siang hanya makan nasi kotak dari panitia diklat. Menu makan itu, sebut dia, adalah udang, ikan goreng, dan sayuran yang dimasak capcay. Menurut dia, tak ada efek yang langsung terasa seketika sesudah makan, demikian pula menurut teman-temannya yang lain.

"Iya enggak ada rasa yang aneh dari makanannya. Biasa saja sama kayak yang sebelum-sebelumnya. Cuma malam hari saya muntah-muntah dan buang-buang air. Dan rasa kayak gitu sampai pagi, tapi saya tetap berangkat diklat setelah minum obat warung," tutur Hapsari.

Hapsari melanjutkan penuturannya, "Saat pelatihan baru saja akan dimulai, tiba-tiba banyak kawan-kawan saya yang peserta diklat merasa lemas badannya dan mual ingin muntah. Tak hanya satu orang, ternyata satu per satu peserta diklat mulai merasakan hal yang sama."

Saking lemasnya, Hapsari mengatakan, ada temannya yang hampir pingsan saat dibawa ke rumah sakit. "(Dia) sempat dibantu pernapasan dengan oksigen," ujar dia.

Tya (26)—yang juga masih dirawat di rumah sakit—mengatakan mulai mual dan buang-buang air sejak pulang ke kosannya pada Kamis malam. "Sampai kosan kok, kepala saya pusing terus mual-mual. Pencernaan saya juga enggak enak, saya buat tidur saja. Tapi paginya kambuh lagi," tutur dia.

Menurut Tya, dia tetap masuk diklat meskipun merasa tak enak badan karena takut mendapat nilai buruk dari penyelenggara diklat. Dia mengatakan, rata-rata semua temannya sesama peserta diklat yang juga memperlihatkan gejala keracunan yang sama pun berasalan serupa.

"Kami semua masuk takut nanti enggak keterima kalau bolos. Makanya, meskipun badan lemas, kami tetap masuk," aku Tya.

Adapun Iwan (25), sesama peserta diklat perpajakan pula, baru dilarikan ke rumah sakit pada Jumat sekitar pukul 13.00 WIB. "Saya tadi mual-mual terus langsung dibawa ke sini. Kayaknya sama keracunan nasi kotak kemaren deh. Tapi efeknya baru terasa sekarang," ujar pria berkepala plontos tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, setidaknya 50 peserta diklat ini dilarikan ke Unit Gawat Darurat RS Patria IKKT, Slipi, Jakarta Barat, Juma siang, karena dugaan keracunan tersebut. Setelah menjalani perawatan, 45 orang diperbolehkan pulang, sementara lima orang yang lain masih harus mendapat perawatan di rumah sakit. (BacaMual-mual, 50 Peserta Diklat Pajak Dilarikan ke UGD).

(Wahyu Tri Laksono/Suprapto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com