"Kalau ada yang mau jual rumahnya, kami beli. Kita akan berburu membeli rumah-rumah atau tempat padat untuk membuat taman terpadu ini," ujar Basuki atau Ahok yang tengah menghadiri acara Hari Osteoporosis Nasional 2014, Minggu (7/12/2014).
Ahok menegaskan bahwa kesediaannya membeli rumah dan tanah milik warga harus berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan ketentuan lainnya yang masih dalam batas kewajaran. Dia menuturkan bahwa tidak ingin membeli tanah warga yang mematok harga terlalu mahal, seperti warga di Fatmawati, yang tanahnya ingin digunakan untuk jalur MRT.
"Kalau harga tanahnya sekian, masa kamu jual dua kali lipat, itu ngerampok saya namanya," tambah Ahok.
Dengan membangun taman terpadu, Ahok ingin ada ruang terbuka hijau sekaligus menjadi pusat kegiatan masyarakat. Nantinya, akan ada posyandu, perpustakaan, serta tempat berolahraga dalam taman terpadu tersebut.
Bagi warga yang rumah atau tanahnya dijual, Ahok pun menawarkan untuk tinggal di rumah susun dengan syarat melapor kepada dia terlebih dahulu melalui nomor ponsel. Ahok juga ingin supaya pekarangan tempat ibadah bisa diperluas nantinya.
Seluruh aspek yang ada di dalam taman terpadu itu nantinya akan dikelola oleh PKK, di bawah kepemimpinan Ketua Tim Penggerak PKK Veronica Tan. Adapun enam taman terpadu, yang sebelumnya disebut taman layak anak, sedang dalam proses pembangunan di Jakarta.
Enam lokasi taman tersebut dibangun di enam wilayah Ibu Kota, yaitu Sungai Bambu, Jakarta Utara; Gandaria Selatan, Jakarta Selatan; Cideng, Jakarta Pusat; Cililitan, Jakarta Timur; Kembangan, Jakarta Barat; dan Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.