Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pengelolaan GBK, Sikap Ahok Melunak

Kompas.com - 08/12/2014, 13:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sebelumnya bersikeras meminta pemerintah pusat menyerahkan pengelolaan Gelora Bung Karno (GBK) kepada Pemprov DKI, kini melunak.

Seusai bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Basuki mengatakan pengelolaan GBK sebaiknya berada di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bukanlah Pemprov DKI maupun Sekretariat Negara.

"Saya tanya ke beliau apakah GBK mau diurus Pemprov DKI, ternyata beliau berpandangan lain," kata Nahrawi kepada Ahok, di Balaikota, Senin (8/12/2014).

Ahok yang berdiri di samping Nahrawi pun langsung mengatakan bahwa venue olahraga dan stadion yang berada di kawasan GBK lebih tepat berada di pengelolaan pemerintah pusat, yakni Kemenpora.

Saat ini, pengelolaan GBK masih berada di Sekretariat Negara. Menurut Ahak, pengelolaan GBK di bawah Sesneg tidak tepat pada tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Kemudian untuk tanggung jawab properti serta ruang hijau di dalamnya, menjadi tanggung jawab Pemprov DKI.

Pengalihan pengelolaan GBK ke Kemenpora ini, kata Ahok, bakal segera diusulkan ke Presiden Joko Widodo. "Saya dukung bahwa stadion utama harus dikelola oleh Kemenpora, termasuk (pengelolaan) hotel atlet segala macam, dan hubungan olahraga (dikelola) Kemenpora deh. Tanah lahan hijau properti, DKI saja yang beresin, termasuk Kemayoran," kata Ahok.

Berdasarkan nilai sejarahnya, GBK lebih cocok pengelolaannya di bawah Kemenpora. GBK, kata Ahok, merupakan simbol negara dalam hal olahraga.

Sementara terkait pengelolaan parkir di GBK, Ahok menytakan akan memikirkannya lebih lanjut. Sebab, ia sering menerima laporan warga terkait tingginya tarif parkir dan penguasaan lahan parkir oleh preman di kawasan GBK.

"Makanya kita atur aja, semua pajak parkir kan masuknya ke DKI. Nanti diatur soal parkir," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com