Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembagian Alat Kelengkapan DPRD DKI Diwarnai Interupsi

Kompas.com - 08/12/2014, 18:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat paripurna pengumuman struktur alat kelengkapan di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Senin (8/12/2014), diwarnai sejumlah interupsi dari para anggota yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap pembagian tersebut.

Tercatat ada tiga anggota dewan yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap pembagian alat kelengkapan, mereka yakni Inggard Joshua (Nasdem), Gembong Warsono dan William Yani (PDI Perjuangan).

Dalam pemaparannya, Inggard mempertanyakan tidak adanya rapat di internal fraksi mengenai pembagian alat kelengkapan itu. Seharusnya, kata dia, masing-masing fraksi mengadakan rapat internal terlebih dahulu. [Baca: Setelah 4 Bulan, Akhirnya DPRD DKI Punya Struktur Alat Kelengkapan]

"Bukannya kami tidak setuju dengan pimpinan dewan terkait pimpinan komisi, tetapi ada baiknya dibicarakan dahulu di rapat fraksi, baru dibicarakan di paripurna. Saya setuju saja, tetapi lain kali jangan sampai terulang," kata Inggard.

Sementara itu, Gembong mempertanyakan pembagian pimpinan Badan Legislatif Daerah (Balegda) yang tak sesuai dengan kesepakatan awal.

"Berdasarkan kesepakatan awal kan seharusnya Ketua (Balegda) PDI-P, wakilnya Gerindra," ujar Gembong. Sebagai informasi, posisi Ketua Balegda diisi oleh M Taufik, wakil ketua yang berasal dari Fraksi Gerindra.

Sedangkan wakilnya terdiri atas empat dari orang, masing-masing Merry Hotma Sirait (PDI-P), Abraham Lunggana (PPP), Lucky Sastrawiriya (Demokrat-PAN), dan Nurdin Akbar (Golkar).

Menanggapi dua interupsi tersebut, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menyatakan menerima saran Inggard dan akan mempertimbangkan untuk masa yang akan datang. Sementara menanggapi Gembong, Pras mengatakan bahwa pembahasan Ketua Balegda DPRD DKI telah disepakati akan dibagi menjadi dua periode.

Periode pertama selama 2,5 tahun akan diisi oleh Fraksi Gerindra, sementara sisanya yang 2,5 tahun akan diisi oleh Fraksi PDI-P. "Untuk masalah Ketua Balegda dibagi menjadi dua, 2,5 tahun untuk PDI-P dan 2,5 tahun untuk Gerindra," ujar Pras.

Sementara interupsi dari Yani tak berbeda jauh dari Inggard. Ia mempertanyakan dasar mengenai kesepakatan pembagian kursi pimpinan dan anggota di lima komisi yang tidak melibatkan para anggota fraksi.

"Saya mau menanyakan kesepakatan pembagian pimpinan komisi dan anggota komisi ada di siapa? Apakah fraksi tahu semuanya ini? Karena saya sendiri anggota fraksi belum dikasih tahu mengenai pembagian komisi ini," ucap Inggard.

Pras kemudian mengatakan bahwa pertanyaan dari Yani akan ia jawab dalam pertemuan internal di Fraksi PDI-P. "Saya akan jawab di internal fraksi," ujar Pras.

Setelah itu, Pras melanjutkan rapat dengan meminta persetujuan dari 81 peserta yang hadir, baik dari tiga orang wakil ketua maupun 78 anggota. Seluruh peserta pun menyatakan persetujuannya.

Akhirnya, pembagian alat kelengkapan disetujui secara aklamasi. Sebagai informasi, berdasarkan pengumuman struktur alat kelengkapan yang telah diumumkan, Inggard dan Gembong bergabung di Komisi A yang membidangi urusan pemerintahan, sedangkan Yani di Komis B yang membidangi urusan perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com