Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Lebih Baik Pulang ke Belitung Jadi Mayat daripada Dipanggil Gubernur Payah

Kompas.com - 15/12/2014, 14:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bakal tetap melaksanakan kebijakan DKI yang bertentangan dengan aparat pemerintah maupun warga Ibu Kota, seperti perombakan massal ribuan pejabat eselon serta melarang pelintasan sepeda motor di Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat.

Basuki mengaku sudah kepalang tanggung dalam menjalankan kebijakan ini dan ia mengaku tidak takut menambah jumlah musuh. [Baca: Ahok: Setahun Lebih Saya Kesal sama Kadiskominfomas yang Lama]

"Banyak spanduk yang bilang 'Umat Islam Jakarta Tolak Ahok Jadi Gubernur karena Bacot Gede', FPI tempelin di mana-mana. Saya bilang sama Satpol PP, jangan dilepas spanduk itu, bagus itu. Saya mau membuktikan saya ini bukan bacot (omong doang), saya punya pulpen 'sakti' yang bisa menstafkan pejabat DKI," kata Basuki saat menyampaikan sambutannya pada acara peluncuran Smart City, di Balaikota, Senin (15/12/2014).

"Saya lebih baik dikirim pulang ke Belitung sudah berbentuk mayat daripada saya pensiun tua dan dipanggil gubernur payah yang enggak bisa apa-apa, cuma ngomong doang," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan, yang dimaksud dengan pulang dalam bentuk mayat berarti ia dibunuh saat sedang memperjuangkan perwujudan Jakarta Baru.

Apabila ia pulang ke Belitung dalam keadaan seperti itu, maka Basuki akan dikenang oleh semua warga. Sementara itu, jika Basuki selama sisanya tiga tahun ini tidak mampu mewujudkan Jakarta Baru dan pada Pilkada 2017 ia tidak terpilih menjadi gubernur DKI, maka ia tidak akan dikenang baik oleh warga.

Ia mengaku keberaniannya ini meniru sikap Presiden ke-16 Amerika Serikat Abraham Lincoln. Lincoln ditembak mati oleh oknum yang diduga tidak menyukai kebijakannya dalam menghapus politik apartheid (kesenjangan warna kulit hitam dan putih).

Lebih lanjut, di hadapan lurah dan camat, pria yang biasa disapa Ahok itu menegaskan untuk tidak segan menjadikan mereka staf atau pejabat non-eselon. Oleh karena itu, lurah dan camat harus dapat melayani warga dengan baik dan bekerja dengan optimal.

"Bukan saya mau sombong, tetapi ini saya sudah nekat. Saya sengaja ngomong seperti ini karena saya sudah kenyang dikerjain, di sini saya kurang tiga tahun lagi. Tidak ada toleransi bagi PNS yang masih bandel, tidak ada toleransi, pejabat berhenti saja dan jadi pengusaha," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com