"Migrasi server-nya belum masuk ke kami, jadi sedikit eror karena memang baru launching. Kemarin baru dites, kan," kata Basuki, di Balaikota, Selasa (16/12/2014).
Basuki pun telah mengomunikasikan permasalahan ini dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan (Diskominfomas) DKI. Ia menjanjikan, akhir Desember, sistem ini sudah beres dan sempurna.
"Kami juga akan sosialisasi ke RT/RW. Mereka (Diskominfomas) bilang ke saya, akhir Desember ini sudah rampung sistemnya," kata Basuki.
Sekadar informasi, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan Smart City. Melalui sistem ini, Pemprov DKI dapat memantau laporan warga. Basuki juga dapat mengontrol kinerja lurah, camat, serta semua perangkat daerah dalam merespons keluhan serta laporan publik.
Warga dapat mengakses smartcity.jakarta.go.id. Website itu terintegrasi dengan aplikasi sosial media pengaduan warga Ibu Kota, seperti e-mail dki@jakarta.go.id, Twitter @jakartagoid, Facebook jakarta.go.id, balai warga di website www.jakarta.go.id, petajakarta.org, Lapor! 1708, dan Google Waze.
Sementara itu, Qlue merupakan media sosial yang memiliki sarana penyampaian aspirasi pengaduan secara real time. Beberapa pengaduan yang ditampilkan di Qlue, seperti kemacetan, banjir, sampah, joki three in one, parkir ilegal, pengemis, dan dilaporkan berdasar lokasi dengan fotonya.
Laporan warga di aplikasi Qlue juga terintegrasi ke website smartcity.jakarta.go.id. Semua laporan warga di website dan aplikasi tersebut langsung terkoneksi ke aplikasi Android yang khusus diunduh oleh aparat Pemprov DKI Jakarta serta aparat kepolisian bernama Cepat Respons Opini Publik (CROP). CROP merupakan dashboard mapping yang menggunakan platform Google Maps sebagai dasar pemetaan digital.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.