Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2014, 14:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Misteri kematian Bellinda Anggraini Puspitasari (19), wanita yang ditemukan tewas dengan tubuh mengenaskan di pelintasan kereta api Patal Senayan, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2014) malam, terkuak.

Jarwo (40), ayah Bellinda, menduga anaknya nekat bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kereta rel listrik (KRL). Menurut Jarwo, putrinya itu bunuh diri lantaran putus cinta.

Pria bertubuh tegap itu pun tidak hentinya meneteskan air mata setelah melihat jenazah putrinya di RSUP Fatmawati, Selasa (16/12/2014). "Kok bisa begini Bella," kata Jarwo seperti dikutip Wartakotalive.com.

Sambil menghela napas panjang, Jarwo menuturkan, Bellinda yang akrab disapa Bella itu malam sebelumnya sempat bertengkar dengan pacarnya. Pertengkaran terjadi di rumahnya di Jalan H Pekir RT 06/RW 06, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sekitar pukul 21.00.

Bella yang lahir di Jakarta, 28 September 1995, itu kemudian terlihat gelisah dan kesal. Senin pagi, Bella pergi meninggalkan rumah sambil menangis. Jarwo beberapa kali menasihatinya, tetapi tidak diacuhkan oleh Bella.

Jarwo mengaku terpaksa melepas kepergian Bella dengan harapan bahwa sang anak dapat menenangkan diri seusai terlibat percekcokan.

"Sebelumnya memang anak saya sempat cekcok, ribut di rumah saya, terus dia dipisahkan sama abang saya. Habis itu, anak saya pergi, saya baru dapat kabar Selasa paginya sudah begini (meninggal dunia)," ucapnya. [Baca: Mayat Perempuan Tertabrak KRL Ditemukan oleh Warga yang Buang Sampah]

Pacar selingkuh

Jarwo mengatakan, pertengkaran Bella dengan kekasihnya disebabkan oleh perselingkuhan. Bella diduga sangat kesal karena kekasihnya memutuskan hubungan setelah mendapat pasangan lain. Sementara itu, Jarwo tak terlalu mengenal kekasih Bella.

"Yang jelas, percekcokan itu dikarenakan masalah perselingkuhan pacar anak saya," kata Jarwo.

"Anak saya memang diputusin sama pacarnya. Saya justru tahu dari teman kecilnya dia, anak tetangga saya. Selama ini, saya kurang perhatian, saya sibuk kerja. Bella enggak ada yang mengawasi karena saya sudah pisah dengan ibunya," ujar dia.

Sementara itu, Rico (30), tetangga korban, menambahkan, sebelum menabrakkan diri ke kereta rel listrik yang lewat, Bella terlihat berjalan sendirian menyusuri rel pelintasan kereta. Saat itu, posisi Rico tak jauh dari rel.

"Saya sempat lihat dia (Bella) jalan ke arah pelintasan, jalan di pinggir rel, tetapi saya enggak menyangka kalau bisa nekat begitu," ujarnya.

Rico juga melihat bahwa Bella, yang merupakan alumnus sebuah SMK di Rawa Belong, Kemanggisan, Jakarta Barat, itu sempat meninggalkan rumah tanpa pamit kepada orangtuanya beberapa hari lalu. Sejak lulus sekolah, Bella tidak banyak beraktivitas.

"Dia memang sering keluar malam sama teman lelaki. Namun, kali ini beda. Sebelum peristiwa itu terjadi, korban sempat enggak pulang semalaman," ujarnya.

Dalam penelusuran Warta Kota, Bella cukup aktif di media sosial Facebook. Bella juga mem-posting isi hatinya beberapa hari lalu.

"Lebih baik aku minta ALLAH untuk CABUT NYAWAKU detik ini juga , dibanding suatu hari nanti aku harus lihat mereka berdua BERSATU MEMBENTUK KEHIDUPAN YANG BARU...!!! Karena aku tidak akan pernah RELA dan IKHLAS DUNIA AKHIRAT !!!," kata Bella pada halaman Facebooknya. (Dwi Rizki)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com