Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Ganti Rugi, Pemilik Lapak Liar di Stadion Lebak Bulus Protes

Kompas.com - 29/12/2014, 11:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pemilik lapak liar yang menempati lahan di samping Stadion Lebak Bulus, di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, sempat menyampaikan protes karena tempat usaha sekaligus tempat tinggal mereka digusur. Pemilik lapak kecewa karena tidak ada ganti rugi yang diberikan.

Susilawati (37), salah satu pengusaha batu alam di lokasi tak menyangka bahwa ganti rugi tidak diberikan. Padahal, sebelum digusur, petugas sempat pengukur tanah sempat mendatangi lokasi. Ia mengira, pengukuran itu untuk menentukan ganti rugi.

"Saya pikir mau diganti pas diukur. Awalnya bicara manis, janjinya mau diganti tapi enggak diganti," kata Susilawati, di lokasi penertiban, Senin (29/12/2014).

Menurut dia, tanah itu ditempati lebih dulu oleh orangtuanya, untuk dijadikan tempat tinggal dan usaha sekitar tahun 1985. Pada saat itu, ada semacam kesepakatan antar warga dan pengelola GOR Lebak Bulus untuk menempati lahan. Keluarganya kemudian mendapati lahan seluas 250 meter persegi.

"Dulu ada batasnya sama pihak GOR. Yang untuk masyarakat dan untuk mereka," ujar Susilawati.

Ia juga tidak pernah mengurus sertifikat tanah. "Aku enggak pakai sertifikat karena awalnya orangtua awam," ujarnya.

Nery (40), pemilik warung Indomie dan kedai kopi yang juga ditertibkan tempat usahanya mengatakan, sebagian warga memang tidak terima dengan penggusuran ini. Namun, warga tidak dapat berbuat banyak karena tanah tersebut memang tanah pemerintah.

"Ya, semuanya sempat nolak, apalagi kita sudah enam tahun di sini. Mau gimana lagi, kita tinggal ngikutin pemerintah saja," ujar Nery.

Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Tri Djoko mengatakan, sosialisasi dan surat peringatan sudah dilayangkan kepada warga. Namun, tetap saja warga tersebut masih menempati lahan itu.

"Kita sudah jelaskan berkali-kali mereka tetap begitu, ya biasanya minta mediasi, segala macam," ujar Tri.

Menurut dia, tidak ada ganti rugi atau kerohiman untuk warga yang bermukim liar di lahan seluas 31.000 meter persegi milik pemerintah itu. "Enggak ada ganti rugi," ujar Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com