Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangdam Jaya: Kompleks Batalyon Siliwangi Berubah Fungsi Jadi Sarang Maksiat

Kompas.com - 08/01/2015, 16:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo mengatakan, para penghuni Kompleks Batalyon Siliwangi di Cililitan, Jakarta Timur, menyalahgunakan kompleks tersebut untuk melakukan aktivitas melawan hukum. Ia mengatakan, banyak penghuninya yang berjudi dan berpesta minuman keras.

"Tenyata, tempat itu tiada hari tanpa judi dan miras. Berarti sudah berubah fungsi kompleks TNI jadi sarang maksiat karena penghuni sudah tidak tertib," ujar Agus di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Bahkan, kata Agus, kompleks tersebut dijadikan salah satu tempat transaksi narkoba. Oleh karena itu, lanjut dia, tanggal 19 Desember 2014, Kodam Jaya bersama Polda Metro dan Polres Jakarta Timur melakukan penyisiran di kompleks tersebut.

"Ternyata, ada orang nyabu, judi, dan mabuk. Dijaring sembilan orang," kata Agus.

Dalam tangkap tangan tersebut, turut disita 15 paket putau, 1 paket sabu, ganja, dan sejumlah minuman keras oplosan. Agus mengatakan, sembilan orang tersebut langsung diamankan di Polres Jakarta Timur.

Agus mengatakan, mayoritas penghuni Kompleks Batalyon Siliwangi merupakan masyarakat sipil sehingga fungsi kompleks TNI itu pun teralihkan. Selain dijadikan tempat berjudi dan narkoba, beberapa rumah di kompleks itu dikontrakkan.

"Orang sipil merasa nempatin di situ, disekat-sekat lagi, dikontrakkan. Kita kalau masuk ke sana jalan saja susah," ujar dia.

Sebelumnya, warga berkumpul di jalan masuk permukiman yang berbatasan dengan Jalan Dewi Sartika untuk memprotes penertiban. Kuasa hukum warga, Martin Walewangko, mengatakan, pengakuan hak milik lahan tersebut dilakukan sepihak oleh pihak Kodam Jaya. [Baca: Protes Penertiban, Warga Kompleks Batalyon Siliwangi Blokade Jalan]

"Warga sudah menempati lahan ini dari tahun 1948, ada 1.500 warga di sini. Pak Jokowi pun saat menjadi gubernur berjanji akan membuatkan sertifikat warga di sini. Tetapi, ini kok malahan digusur," kata Martin. Padahal, lanjutnya, lahan itu ditempati oleh para anak cucu pejuang.

"Tanah ini tanah garapan, apalagi, di dalamnya 33 titik kompleks Angkatan Darat di wilayah teritorial Kodam Jaya, lahan kami ini tidak termasuk," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com