Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Pasrah Tak Dapat Dana Operasional

Kompas.com - 09/01/2015, 10:09 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Gara-gara pengesahan APBD 2015 Kota Bekasi molor dari ketentuan yang ditetapkan, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi terancam tak mendapatkan dana operasional. Wali Kota Bekasi pun siap-siap merogoh kocek pribadi.

"Kalau sampai akhir bulan ini enggak bisa diselesaikan, maka bulan depan saya sendiri juga enggak gajian. APBD juga enggak bisa digunakan, pemerintahan berhenti," tutur Rahmat Effendi, Wali Kota Bekasi, Kamis (8/1/2015).

Menurut Rahmat Effendi, tidak diberikannya dana operasional bagi pimpinan daerah maupun anggota legislatif bukanlah ancaman dari Kementerian Dalam Negeri. "Itu ada aturannya, ada di UU 23/2014, pasal 132. Itu amanat Undang-undang. Makanya kalau kita lambat, kita bukan hanya melanggar aturan Mendagri, tetapi Undang-Undang," ujarnya.

Sesuai UU 23/2014 itu, kata Rahmat Effendi, persetujuan bersama APBD 2015 harus sudah dilakukan 30 November 2015. Namun, APBD 2015 Kota Bekasi baru disetujui bersama DPRD Kota Bekasi pada 24 Desember 2014 lalu.

Usai pengesahan, APBD 2015 itu juga masih perlu evaluasi dari Gubernur Jawa Barat. "Evaluasi itu juga ada aturannya. Seminggu diperbaiki, kemudian masuk lembaran daerah, baru APBD bisa sah digunakan," terangnya.

Menurut Rahmat Effendi, pekan kedua Januari 2015 ini, semestinya APBD 2015 sudah bisa dicairkan jika sejak awal sudah disahkan. "Makanya ini dikejar terus ke Bandung," imbuhnya.

Terkait dana operasional pimpinan daerah, Rahmat Effendi mengaku sudah harus siap-siap untuk merogoh kocek pribadi. "Kalau buat beli solar, beli snack mah ada. Tapi kan pimpinan daerah juga butuh buat koordinasi, kegiatan yang lain," ujarnya.

Kegiatan itu diantaranya silaturahim dengan ulama, LSM, pemuda, tokoh masyarakat. "Kalau kegiatan di masyarakat kan perlu ada tenda, ada kebutuhan yang lain, kita kunjungan kemana, itu kan juga butuh dana," sebutnya.

Ditanya berapa besaran anggaran dana operasional pimpinan daerah, Rahmat Effendi mengaku tidak mengetahui detailnya. "Silakan tanya Kabag TU," jawabnya.

Kabag TU Setda Kota Bekasi, Heri Ismiradi mengatakan bahwa dana operasional bagi pimpinan daerah itu diberikan sesuai aturan PP Nomor 109/2000.

"Angkanya saya nggak hafal, tapi yang jelas itu peruntukannya terkait koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial masyarakat, dan pengamanan," ujarnya. (Ichwan Chasani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com