Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung-gedung di Jalan Sudirman Tidak Mampu Tampung Motor Lagi

Kompas.com - 09/01/2015, 15:38 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gedung-gedung di sepanjang Jalan Sudirman akan dipersiapkan untuk digunakan sebagai lahan parkir bagi pengendara motor. Hal ini merupakan alternatif yang disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap peraturan pelarangan sepeda motor yang diperpanjang hingga Bundaran Senayan.

Mengenai hal ini, pengelola salah satu gedung di Jalan Sudirman, yaitu Plaza Asia, menyatakan ketidaksiapan mereka bila gedung digunakan sebagai tempat parkir motor di luar tenant mereka.

"Kapasitas kami untuk motor itu sebenarnya sekitar 400. Tapi, sekarang karena makin banyak bisa sampai 700," ujar Chief Tenant Relation & Legal Plaza Asia, Cece Heryadi, di Plaza Asia, Jumat (9/1/2015).

Lahan parkir yang ada di Plaza Asia hanya cukup untuk para pekerja di gedung itu saja. Jika Plaza Asia dipilih sebagai lahan parkir alternatif bagi masyarakat umum nantinya, kata Cece, Plaza Asia tidak bisa menyanggupi kebijakan itu.

Keadaan seperti ini juga terjadi di hampir semua gedung sepanjang Jalan Sudirman. Cece membandingkan dengan lahan parkir di Menara Sudirman. Di sana, kapasitasnya lebih kecil lagi. Bahkan, ada gedung yang malah tidak memiliki lahan parkir untuk motor. Tidak jarang pekerja yang berkantor di sana harus menitipkan motor di Plaza Asia.

"Sampai mereka rela motornya lecet karena memang susah cari tempat parkir," ujar Cece.

Saat ini, pengelola Plaza Asia bahkan ingin membuat aturan bagi tenant mereka. Cece mengatakan ingin membatasi hanya 12 sepeda motor saja yang boleh diparkir di Plaza Asia untuk masing-masing perusahaan di Plaza Asia. Sementara itu, ada 131 perusahaan yang menyewa kantor di Plaza Asia.

"Kita sendiri ingin mengurangi motor di dalam gedung. Tolong jangan ditambah dulu," ujar Cece.

Pantauan Kompas.com, pintu masuk bagi pengendara motor di Gedung Plaza Asia memang melalui SCBD, bukan Jalan Sudirman. Gedung ini pun berpotensi menjadi salah satu lahan parkir bagi pengendara motor yang dilarang melintas Jalan Sudirman karena bisa dimasuki tanpa melalui Jalan Sudirman.

Sementara itu, gedung lain, seperti Menara Sudirman, memiliki pintu masuk sepeda motor, tepat di depan gedung yang berada di Jalan Sudirman. Jika motor dilarang melintas, pekerja yang membawa motor ke gedung ini akan kesulitan.

Saat ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mendata gedung-gedung di Jalan Sudirman yang memiliki kapasitas parkir yang besar. Hal itu sebagai persiapan sebelum diberlakukannya pelarangan sepeda motor di jalan tersebut yang rencananya dimulai setelah tanggal 17 Januari mendatang.

"Mulai sekarang, harus kita siapin sepanjang Sudirman itu. Nanti, gedung-gedung mana, kita inventarisasi dulu. Datanya ada di UPT Parkir," kata Kepala Dinas Perhubungan Benjamin Bukit, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Benjamin menyatakan, Jalan Sudirman merupakan satu-satunya jalan yang menjadi jalan perluasan dari area pelarangan sepeda motor, yang saat ini tengah diterapkan di Jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com