Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumpulkan Pejabat DKI, Ahok Bahas Nasib Monorel

Kompas.com - 12/01/2015, 09:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menggelar rapat pimpinan (rapim), di Balai Kota, Senin (12/1/2015) pagi ini. Adapun permasalahan yang dibahas dalam rapim terkait keberlanjutan nasib proyek monorel oleh PT Jakarta Monorail (JM). 

"Kalau PT JM mau membangun depo di lokasi lain selain Waduk Setiabudi dan Tanah Abang, mereka harus lelang lagi dengan perusahaan lain. Tidak boleh langsung bangun depo seenaknya, karena yang mereka ajukan itu pembangunan depo yang lama, makanya ini mau dikomunikasikan di rapim," kata Ahok, di Balaikota, Senin (12/1/2015).

Dalam rapim itu, Ahok menegaskan tetap akan menggunakan rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum, yakni tingkat bahaya pembangunan depo di atas Waduk Setiabudi. Menurut Ahok, pembangunan di atas waduk dapat membuat waduk jebol dan banjir meluap di wilayah KBB (Kanal Banjir Barat).

Ia pun mencurigai ada oknum yang memberi izin pembangunan depo monorel di Waduk Setiabudi dan Tanah Abang. "Berarti dulu (ada pejabat) yang mengatakan boleh membangun depo di Waduk Setiabudi dan Tanah Abang. Seharusnya tidak bisa," kata Ahok. 

Ia juga mengaku telah membicarakan perihal monorel oleh PT JM bersama Presiden Joko Widodo. Presiden menyetujui keputusan Ahok untuk membatalkan proyek monorel oleh PT JM jika kalkulasinya tidak sesuai.

Di sisi lain, Direktur PT JM Sukmawati Syukur merasa tidak terima dituding memaksakan pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut dia, pembangunan depo di sana merupakan kesepakatan yang tercipta antara Pemprov DKI dan PT JM.

"Lokasi (pembangunan) depo itu yang menentukan adalah Pemprov DKI. Kami, PT JM, hanya mendesain saja," kata Sukmawati.

Ia pun mengklaim pihak PT JM telah mendapat restu Menteri PU terdahulu Djoko Kirmanto untuk membangun depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Di dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pemprov DKI dengan PT JM, lanjut dia, kewajiban mengadakan lahan untuk pembangunan depo merupakan kewajiban Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com