Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Bisa-bisa Pengguna Transjakarta Sakit Kepala”

Kompas.com - 02/02/2015, 12:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melontarkan wacana yang menyebutkan kendaraan pribadi boleh masuk jalur transjakarta dengan dikenai retribusi tertentu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat dialihkan menjadi subsidi transportasi massal.

Bagaimana penilaian sejumlah pengguna kendaraan pribadi dan pengguna transjakarta itu sendiri? [Baca: Ahok: Siapa Tahu Ada Orang Gendeng Bayar Rp 1 Juta buat Lewat Jalur Transjakarta]

Menurut Theo (28), karyawan swasta, yang terbiasa mengendarai sepeda motor, jika terealisasi wacana tersebut justru akan membebani pengguna transjakarta. Pasalnya, bus transjakarta akan sulit mencapai headway atau jarak antarbus yang sudah ditentukan.

“Bisa-bisa pengguna transjakarta sakit kepala, kelamaan nunggu bus datang,” kata pria yang sesekali menggunakan jasa transjakarta ini, Senin (2/2/2014).

Pengendara motor lainnya, Wahyu (25) mengatakan, wacana itu berpotensi menimbulkan kecemburuan bagi sesama pengguna jalan. Pria ini mengaku taat peraturan lalu lintas, maka sebisa mungkin ia menghindari untuk masuk ke jalur transjakarta.

“Jadinya enggak adil dong, ada orang punya duit bisa masuk, sementara yang lainnya macet-macetan. Saya enggak setuju dengan wacana itu,” tegas dia.

Sementara itu menurut Indra (29), wacana itu justru akan memicu pengendara-pengendara kendaraan pribadi untuk menerobos jalur transjakarta. Ini karena, ada kendaraan lain yang bisa masuk jalur transjakarta selain bus transjakarta.

“Jadi kan kesannya kendaraan lain boleh lewat juga, sudah enggak eksklusif transjakarta. Ini bahaya dong, bisa-bisa banyak kendaraan yang nerobos karena dikira boleh masuk (jalur transjakarta),” kata warga Pondok Labu ini.

Apalagi, lanjut dia, kalau sistem pembayarannya belum berjalan dengan baik. “Itu kan pakai sistem elektronik, kalau alatnya rusak atau belum berfungsi dengan baik, orang-orang yang nerobos enggak akan ditindak,” kata Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com