Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Baru RS Budi Asih Dianggap Biang Keladi Genangan di Dewi Sartika

Kompas.com - 05/02/2015, 13:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Air dari gorong-gorong di Jalan Dewi Sartika atau tepatnya depan RS Budi Asih, di Cawang, Jakarta Timur, kerap meluap dan menggenangi jalan. Dampaknya yakni banjir yang kerap membuat macet lalu lintas di depan rumah sakit.

Menurut warga setempat, sejak dibangun gedung rumah sakit baru, air dari saluran gorong-gorong depan rumah sakit baru kerap meluber keluar jalan. Padahal, jalan depan gedung baru RS Budi Asih jarang tergenang.

"Dulu waktu masih bangunan sekolah enggak pernah tergenang. Sejak ada gedung baru kenapa malah tergenang. Kita juga heran makanya," kata Andi (50), warga RW 03 Cawang, Jakarta Timur, kepada wartawan, Kamis (5/2/2015).

Padahal, salurah air depan rumah sakit itu juga berfungsi menjadi jalur pembuangan limbah cair dari dalam rumah sakit. Meski demikian, limbah itu disebut telah dibersihkan melalui sistem pengolahan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) agar tidak mencemari lingkungan.

Akibat masalah ini tim dari Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, pihak RS Budi Asih, bersama pihak Kelurahan Cawang melakukan pengecekan di sekitar saluran air di sekeliling RS Budi Asih.

Kepala Humas RSUD Budi Asih, Hamonangan Sirait, mengatakan, bahwa limbah cair dari rumah sakit yang keluar melalui saluran air itu, sudah disterilkan menjadi bersih. "Rumah sakit ini dilengkapi dengan sitem pengolahan IPAL. Kalau pun ada limbah cair yang keluar itu kondisinya sudah jernih, tidak bau dan aman untuk lingkungan," ujar Hamonangan.

Mengenai persoalan penyebab banjir, pihaknya mengatakan, saluran air akan segera dibersihkan. Di sisi selatan saluran air arah pintu masuk rumah sakit tim mendapati saluran air mengalami pendangkalan oleh endapan lumpur.

Tak hanya itu, saluran air dekat RS Budi Asih di Jalan Budi yang mengarah ke belakang pemukiman warga RW 03 juga tersumbat. Penyumbatan terjadi akibat bekas tiang gapura yang pernah dibangun warga di Jalan Budi, ditanam menghalangi saluran air. Akibatnya, salah satu cabang saluran air yang biasa mengalirkan air ke Sungai Ciliwung, tidak berfungsi maksimal.

Kepala Seksi Pemeliharaan Tata Air Jakarta Timur, Kuryatna Atmadja, mengatakan, pihaknya akan melakukan pembongkaran di tempat yang tersumbat. "Laporan dari warga termasuk ada laporan dari kelurahan kenapa ini tergenang, kelihatannya untuk sisi utara terhambat oleh bekas tiang gapura. Jadi rencananya besok ini akan kita bongkar," ujar Kuryatna.

Mengatasi agar genangan tidak muncul lagi di Jalan Dewi Sartika, pihaknya akan menguras saluran air yang berada di samping arah pintu masuk RS Budi Asih. Tutup-tutup saluran air akan dibuka untuk melakukan pengurasan dan membersihan lumpur yang mengendap.

"Air di sana memang tidak bergerak, jadi mesti kita kuras," ujarnya.

Untuk bekas tiang gapura yang ditanam menutupi saluran air, sekitar 50 meter dari RS Budi Asih di Jalan Budi, akan dilakukan pembongkaran di titik itu. "Besok akan kita coba bongkar. Untuk bongkar itu, nanti airnya akan kita tarik lagi melalui saluran yang ke arah Ciliwung," ujar Kuryatna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com