Pantauan Kompas.com, Jumat (6/2/2015), kerusakan jalan ini terjadi sebelum halte bus transjakarta Imigrasi Jakarta Timur hingga 100 meter ke depan. Selain rusak berlubang, jalan tersebut juga dipenuhi oleh kerikil dan pasir.
Kendaraan, khususnya sepeda motor, cukup berbahaya bila melintasi jalur ini. Jika tidak hati-hati, roda kendaraan seperti akan tergelincir karena banyak kerikil dan pasir.
Kerusakan pada jalan ini juga berdampak bagi laju kecepatan kendaraan yang melintas. Pengemudi kendaraan dari arah Stasiun Jatinegara menuju ke arah Klender tampak bergerak lambat. Akibatnya, antrean kendaraan cukup panjang. Selain itu, kondisi jalan juga berdebu sehingga mengganggu udara di atas jalan.
Rusdi Budi (46), seorang tukang ojek yang mangkal di depan kantor Imigrasi, mengatakan, jalan rusak itu baru terjadi dua bulan belakangan. "Sudah dari awal pas musim hujan. Sebelumnya enggak begitu, jalannya masih mulus. Tapi sekarang sudah pada rusak," kata Rusdi, di pangkalan ojek sekitar lokasi itu, kepada Kompas.com, Jumat siang.
Menurut Rusdi, rusaknya jalan itu mengganggu para pengendara yang melintas. Akibat kerusakan jalan ini, pengendara kadang memilih menyerobot jalur bus transjakarta yang memang tidak rusak.
"Kan males lewat jalan rusak. Orang akhirnya masuk busway menghindari jalan rusak, tetapi di jalur busway malah ditilang polisi. Kemarin-kemarin polisi pada di sana banyak," ujar Rusdi.
Menurut dia, tidak seharusnya jalan ini rusak. Apalagi jalur ini cukup penting dan dilintasi pejabat pemerintah di Jakarta Timur. "Ini rusaknya ngelebihin jalan pantura. Kalau pantura kan jalan wajar dilewati lewat truk-truk gede, ini kan jalan kota," ujar Rusdi.
"Jalan ini juga dilalui jaksa dan pejabat kota. Kan ini jalur ke pengadilan sama ke wali kota (Jakarta Timur). Lewat mana lagi coba kalau bukan sini? Yang lain kan jauh," ujar Rusdi.
Dia berharap jalan itu dapat segera diperbaiki. "Ini sudah dibetulin sebenarnya, tapi rusak lagi. Harapannya diperbaiki lagi," ujar Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.