Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Korban Memilih Jalur Hukum

Kompas.com - 09/02/2015, 14:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Budi Hermanto menghendaki kasus pengeroyokan terhadap dia dan rekannya, Komisaris Teuku Arsya Khadafi, yang diduga dilakukan sejumlah personel militer di Bengkel Cafe SCBD, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (7/2/2015) malam, dibawa ke pengadilan. Dia lantas melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, Minggu (8/2/2015).

Budi menjelaskan, kasus itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 01.00. Saat itu, Budi bersama Komisaris Teuku Arsya Khadafi dan dua anggota polisi lain sedang ada pertemuan terkait sebuah tugas resmi.

Tak berapa lama, 30 anggota Polisi Militer TNI AL yang dipimpin Kolonel Nazali Lempo datang. Mereka langsung masuk ke ruang pertemuan dengan alasan melaksanakan operasi penegakan ketertiban.

Kepada anggota TNI AL yang bertugas, Budi mengatakan dia dan tiga anggotanya sedang bekerja dan memiliki surat tugas resmi. Beberapa saat kemudian, Nazali Lempo, pimpinan operasi, masuk ke ruang pertemuan.

”Kepada pimpinannya, anggota PM TNI AL menuduh saya menodongkan senjata tajam dan membuang narkoba ke toilet. Mereka menjadikan alasan itu untuk mengeroyok saya dan Teuku Arsya,” kata Budi.

Selain mengeroyok, PM TNI AL juga mengambil tas, senjata api, dan cincin kawin yang dikenakan Teuku Arsya.

Budi dan tiga anggotanya kemudian dibawa menggunakan kendaraan tahanan PM TNI AL. Sekitar pukul 04.30, mereka dibawa ke Markas Komando PM TNI AL.

Di tempat itu, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto datang untuk mengklarifikasi kejadian. ”Secara institusi, para pimpinan Polda dan TNI AL melakukan koordinasi, menenangkan anggotanya untuk tidak ’keluar’. Secara institusi sudah ada koordinasi,” katanya. Namun, hak setiap individu (korban) untuk melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya.

Sesuai prosedur

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Manahan Simorangkir yang dihubungi kemarin menjelaskan, insiden dengan dua perwira polisi diawali pada Sabtu tengah malam saat berlangsung operasi penegakan ketertiban gabungan di tempat hiburan malam. Kapuspen TNI Mayjen M Fuad Basya menambahkan, kasus itu sebenarnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

”Kasus ini tak perlu terjadi jika satu sama lain saling menghormati anggota yang sedang bertugas. Atas nama TNI saya minta maaf,” tuturnya.

Menurut dia, saat hendak diperiksa, kedua polisi mengatakan bahwa mereka polisi. ”Tapi, saat diminta kartu identitasnya, mereka justru mengeluarkan senjata api. Tindakan mengeluarkan senjata api inilah yang menyulut pertikaian,” ujar Fuad.

Fuad mengatakan, kasus ini sebenarnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. ”Tapi, kemudian diramaikan oleh media sosial. Jika korban ingin membawa kasus ini ke pengadilan, silakan. Kami akan memeriksa anggota TNI yang terlibat sesuai prosedur,” ujarnya. (DNA/WIN/ONG/RTS/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com