Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2015, 12:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) naik pitam mendengar tudingan DPRD DKI terkait upaya sogokan dari Pemprov DKI senilai Rp 12 triliun.

Ahok menganggap, tudingan ini merupakan aksi balasan DPRD DKI yang sebelumnya disebut Basuki mengusulkan anggaran siluman sebesar Rp 8,8 triliun untuk pos anggaran sosialisasi surat keputusan (SK) gubernur. 

"Fitnah! Dari mana (Rp 12 triliun) itu, kepalang tanggung, bilang (Basuki) Gubernur DKI tanpa partai. Dari mana dasarnya kami suruh dia (DPRD) isi (draf anggaran Rp 12 triliun) seperti itu. Saya punya berkas (usulan anggaran) Rp 8,8 triliun lho," kata Ahok dengan nada geram di Balai Kota, Selasa (10/2/2015). 

Ahok menegaskan, dia tidak takut dengan DPRD yang coba menghalangi pengesahan anggaran. Ia pun mengaku tidak khawatir jika nantinya Pemprov DKI tidak memiliki APBD.

Ia mengatakan, Pemprov DKI tetap akan menggunakan sistem e-budgeting dalam menyusun anggaran. Dengan e-budgeting, Basuki mengklaim anggaran siluman dapat diketahui dan langsung dipangkas.

Pemprov DKI tidak lagi menganggarkan honorarium pegawai yang menghabiskan anggaran Rp 2,3 triliun. Sosialisasi dan rehabilitasi sekolah yang menghabiskan ratusan miliar rupiah juga tidak lagi dianggarkan. Melalui e-budgeting, Basuki mengklaim mampu menghemat anggaran hingga Rp 5 triliun.

"Makanya saya enggak mau nuduh. Yang jelas, bagi saya, kita enggak mau mundur soal e-budgeting. Kalau e-budgeting ditolak, lebih baik enggak usah bahas anggaran karena, tanpa e-budgeting, kami enggak bisa kontrol semua yang bermain. Sederhana saja," kata Basuki.

Sekali lagi, ia menegaskan tidak takut atas perlawanan DPRD tersebut. "Saya bilang 1.000 musuh ditambah 1.000 musuh lagi, bagi saya sama saja. Buat saya, sudah nanggung. Saya juga sudah kesal dengan cara main seperti itu," ujar Ahok.

Sebelumnya, Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Banggar DPRD) DKI menyebut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov DKI telah mencoba menyuap dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015.

TAPD itu beranggotakan Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Bappeda, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), dan lainnya. [Baca: DPRD Sebut Pemprov DKI Coba Sogok Rp 12 Triliun]

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI, Fahmi Zulfikar Hasibuan, menjelaskan, percobaan suap oleh Pemprov DKI itu dalam bentuk kegiatan senilai Rp 12 triliun.

"Dewan memiliki hak budgeting. Yang luar biasa muncul adalah saat di berkas ada semacam sogokan ke kami sebesar Rp 12 triliun untuk dibahas kembali, dan itu usulan eksekutif. Ini yang mengajukan anggaran siluman siapa? Selama ini, kami diam saja, apalagi sifat dasar Gubernur yang suka ngomong enggak jelas, kami diamkan," kata Fahmi.

Sekda DKI Saefullah yang juga bertindak sebagai Ketua TAPD membantah tegas tudingan DPRD DKI itu. Percobaan penyogokan itu, lanjut dia, tidak masuk akal. Sebab, kegiatan sudah disusun sejak lama dan tersusun dalam sistem e-budgeting

"Enggak benar itu. Bagaimana ceritanya berikan program tiba-tiba ada Rp 12 triliun, Gimana itu? Enggak ada," kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com