Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: Tingkat Kesiagaan Bencana Masyarakat Masih Rendah

Kompas.com - 11/02/2015, 15:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tingkat kesiagaan masyarakat terhadap bencana masih rendah.

Hal ini didukung oleh sejumlah penelitian yang dilakukan BNPB dengan pihak lain seperti LIPI dan UNESCO. "Tingkat kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana itu masih rendah. Dan itu banyak faktor," ujar Sutopo dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (11/2/2015).

Beberapa faktor tersebut pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, perubahan iklim, hingga faktor eksternal seperti lemahnya penegakan hukum.

Dalam hal ini, Sutopo tidak hanya berbicara mengenai bencana banjir, tetapi juga tentang bencana lain seperti longsor, gempa bumi, maupun tsunami.

Sutopo mencontohkan alat-alat peringatan dini bencana yang tersebar di lingkungan masyarakat. Alat-alat tersebut tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sutopo pernah menemukan alat pendeteksian longsor di suatu wilayah malah dijadikan jemuran oleh warga. Ada pula yang malah menjadi sarang semut.

Dari 25 alat pendeteksi tsunami milik BNPB kini hanya tersisa tiga. Lainnya dirusak warga karena disangka "UFO" (benda ruang angkasa). Ada pula yang solarnya diambil begitu saja. Ini lah yang disebut Sutopo sebagai rendahnya tingkat kesiagaan masyarakat terhadap bencana.

Sebenarnya, kata Sutopo, masyarakat sudah semakin memiliki pemahaman yang cukup akan bencana. Mereka mengetahui bahwa membuang sampah sembarangan bisa menyebabkan banjir.

Sayangnya pemahaman itu tidak diikuti oleh perubahan perilaku. Perilaku masyarakat masih gemar membuang sampah sembarangan. Bahkan, Sutopo pernah menyaksikan ada 21 kasur dan 2 lemari es yang dibuang ke sungai dalam waktu setengah jam saja.

Kemudian, ketika terjadi bencana, masyarakat pun dimudahkan dengan adanya bantuan-bantuan dari berbagai pihak. Sebenarnya, kata Sutopo, hal inilah yang juga menjadi penyebab lemahnya kesiagaan masyarakat terhadap bencana.

"Kesimpulan semakin banyak kita berikan bantuan maka willingness to pay masyarakat rendah. Masyarakat cenderung menunggu bantuan pemerintah sehingga menjadi pasif dan tidak tangguh," ujar Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com