Namun, kepadatan itu bukan karena banyaknya penumpang transjakarta. Selter itu penuh diisi pengungsi korban banjir yang merupakan warga RW 01 Rawa Buaya, Jakarta Barat, Rabu (11/2/2015).
Tampilan selter "disulap" layaknya posko pengungsian. Dengan menggunakan terpal plastik berwarna oranye, korban banjir Jembatan Baru, Jakarta Barat, menutupi semua bagian selter agar dapat dijadikan tempat beristirahat.
Layaknya pengungsian, selter tersebut dipenuh barang bawaan dan perlengkapan seadanya dari pengungsi korban banjir Kelurahan Rawa Buaya, yang berjarak sekitar 500 meter dari selter.
Baju, celana, handuk, payung, matras, dan selimut "berjejalan" di dalam selter. Ada pula yang menggantung barang-barang itu di pinggir-pinggir koridor.
Selter yang menampung lebih dari 30 kepala keluarga itu didominasi kaum ibu dan anak-anak. Beberapa ibu dan anak tengah tiduran, sebagian memilih duduk-duduk di lantai selter. Ada pula yang sedang menguliti bawang.
Pengungsi di selter ini mengaku tak punya pilihan lain untuk tempat mengungsi sehingga akhirnya memilih selter transjakarta itu.
"Sebenarnya, ada posko pengungsi di depan pos RW 01, tetapi poskonya juga kebanjiran," ujar Yati, warga RT 03 RW 01 Rawa Buaya, saat ditemui di dalam Selter Jembatan Baru.
Menurut Yati, warga sudah menempati selter sejak Senin (9/2/2015) dini hari. Saat itu, air meluap. Beberapa warga langsung mengungsi ke Selter Jembatan Baru. "Setiap tahun kalau banjir bikin posko di sini. Habis nggak ada tempat lagi," ujarnya.
Pengungsi lainnya, Arumingtias Suci, merasa selter transjakarta merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk beristirahat. Sebab, selter sudah dilengkapi atap dan dinding kaca.
"Di sini tempatnya nyaman. Paling cuma dingin aja sih. Makanya, kita tutupin terpal di lubang-lubang udaranya biar enggak terlalu dingin," ujar Tias.