Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penipuan Pihak Lion Air kepada Penumpang Telantar

Kompas.com - 20/02/2015, 13:32 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com — Sekelompok penumpang Lion Air yang sudah menunggu sejak Rabu (18/2/2015) hingga hari ini di Bandara Soekarno-Hatta berteriak-teriak mengungkapkan kekecewaan mereka di Terminal 3, Jumat (20/2/2015) siang. Mereka menceritakan bagaimana pihak Lion Air dan petugas bandara "mengerjai" mereka selama dua hari menunggu kejelasan penerbangan mereka.

Salah seorang penumpang, Yoseph Hutapea, menyebutkan bahwa mereka sempat dibawa naik bus untuk masuk ke dalam pesawat pada Kamis (19/2/2015) kemarin. "Kita sudah disuruh masuk bus, tahu-tahu cuma diajak keliling di landasan, ujung-ujungnya enggak naik pesawat, kita diturunin lagi," kata Yoseph dengan nada tinggi kepada Kompas.com.

Yoseph menganggap pihak Lion Air dan Bandara Soekarno-Hatta menipu para penumpang. Terlebih lagi, proses refund yang sudah dilakukan hari ini didahulukan bagi penumpang yang baru akan berangkat, bukan bagi mereka yang sudah menunggu lebih dari sehari.

Dia bersama penumpang lain juga mengaku tidak mendapatkan uang untuk makan dan penginapan. Dengan demikian, mereka harus membayar seluruh kebutuhan mereka sendiri. Bahkan, saat ditanya soal refund yang dilakukan di depan ruang rapat PT Angkasa Pura II di Terminal 3, kompensasi yang didapat oleh mereka yang menunggu berhari-hari sama dengan mereka yang baru akan berangkat hari ini.

Dari sana, para penumpang semakin kesal dan berteriak-teriak. "Kita sudah ditipu! Kalau enggak jelas, kita blokir lagi bandara, gampang kan!" seru seorang perempuan yang mengaku sudah dua hari menunggu kejelasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com