Aktivitas prostitusi itu sebenarnya telah lama terjadi, tetapi Pemerintah Kota Tasikmalaya maupun aparat keamanan tidak memberi tindakan apapun.
Salah seorang pekerja seks komersial , FN (19), mengaku tidak berasal dari kawasan Situ Gede melainkan dari wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya. Ia juga mengaku terjerumus ke dunia prostitusi akibat pergaulan bebas remaja.
"Saya bilang ke orangtua di kampung sedang kerja di sebuah toko di kawasan Kota Tasik. Soalnya kalau tahu saya seperti ini, pasti dimarahin," kata dia.
Remaja berkulit sawo matang itu tidak mengharuskan pelanggannya membawa dia ke hotel atau penginapan. Yang penting bagi dia ada tempat untuk melayani pelanggan. "Saya diajak ke hotel ayo, penginapan ayo," tambah dia.
Menurut dia, ada puluhan PSK yang nongkrong di warung tuak itu. Bahkan setiap hari ada wajah-wajah baru yang datang.
"Biasanya kalau yang di sini disebut 'perempuan nyasab' (orang tak tahu arah, red). Atau ada yang ditinggal pacarnya di sini," ungkap dia.
Bicara soal tarif sekali kencan, ia tak mematok harga ke pelanggannya. Ia hanya mengaku asal ada pemasukan dan hatinya senang ditemani anak-anak muda sebayanya. "Wah, kalau malam seperti diskotik saja di sini, ramai," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.