Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Nasi Goreng yang Dibacok Dua Remaja Harus Jalani Operasi

Kompas.com - 23/02/2015, 15:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Slamet Riyadi (23), tukang nasi goreng yang menjadi korban perampokan oleh dua remaja pada Sabtu (21/2/2015) kemarin, saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Fatmawati. Ia mengalami luka robek di bagian telinga dan jari kelingking tangan kiri.

Kapolsek Metro Jagakarsa Komisaris Husaima mengatakan, luka yang dialami oleh Slamet tergolong parah. Kemungkinan besar ia bahkan harus menjalani operasi untuk penyembuhan lukanya.

"Menurut info, korban harus dioperasi karena ada salah satu syarafnya yang kena (sabetan benda tajam)," kata Husaima, di Mapolsek Metro Jagakarsa, Senin (23/2/2015).

Seperti diberitakan, Slamet dibacok dengan menggunakan golok oleh dua remaja yang berusaha merampoknya. Slamet dibacok saat ia mencoba melakukan perlawanan dengan cara mengejar RAD (18), satu dari dua pelaku. [Baca: Ketagihan "Game Online", Dua Remaja Rampok Tukang Nasi Goreng]

Saat dikejar oleh Slamet, RAD memang sempat jatuh tersungkur. Mengetahui upayannya nyaris gagal, RAD segera mencabut golok yang ada di balik bajunya.

Tanpa segan, ia pun membacok Slamet hingga menyebabkannya mengalami luka robek di bagian telinga dan jari kelingking tangan kiri.

"Setelah korban tak berdaya, kedua pelaku langsung pergi. Korban kemudian langsung ditolong oleh warga sekitar," ucap Husaima. Selain RAD, satu pelaku lainnya berinisial MI (17). MI dan RAD sama-sama tinggal di Cipete Utara, Jakarta Selatan.

MI tercatat masih duduk di kelas 11. Ia bersekolah di salah satu SMA yang ada di sekitar rumahnya. Sedangkan RAD telah lama putus sekolah.

Sebelumnya, ia sudah tiga kali melakukan perbuatan serupa. RAD dan MI ditangkap di salah satu warnet yang ada di Jalan Damai Raya, Cipete Utara, Jakarta Selatan.

Mereka ditangkap saat tengah bermain game online. Keduanya terancam dijerat Pasal 365 ayat 1 dan 2 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com