Alasannya, mereka khawatir 64 dari 114 keluarga tak akan pernah mendapat rumah susun seperti yang dijanjikan pemerintah pada ratusan korban penggusuran di Pluit.
"Saya enggak mau kayak korban penggusuran Pluit. Dijanjikan akan dapat rusun, tetapi sudah bertahun-tahun tidak dikasih. Kami enggak mau dibohongi sama pemerintah lagi," ujar Siti Soleha, warga yang sudah 30 tahun tinggal di RT 05 RW 06 Kelurahan Pinangsia, Jakarta Barat, Selasa (24/2/2015).
Soleha mengaku bukannya tidak mau ditertibkan. Hanya saja, ia takut tidak mendapatkan unit rusun. [Baca: "Saya Enggak Mau Pergi kalau Belum Dapat Rusun"]
Jika seluruh warga yang menjadi korban penggusuran sudah tahu akan ditempatkan di mana, warga pun tak keberatan untuk angkat kaki dari bantaran Kali Ciliwung.
Meski Rabu (25/2/2015) eksekusi pembongkaran akan dilakukan, ia dan ratusan warga lainnya berencana akan mengagalkan proses pembongkaran tersebut.
"Kita akan pergi dari sini jika semua warga sudah mendapat rusun. Kalau tidak besok, warga akan menghalangi proses pembongkaran," ucap Soleha.
Wakil Camat Tamansari Djaharuddin mengatakan bahwa Sekretaris Kota Jakarta Barat Muhammad Zen telah menjanjikan 64 warga yang belum mendapatkan rumah susun akan direlokasi di Rusun Marunda, Cilincing, pada pertengahan Maret.
"Mereka yang 64 itu pasti akan dapat rusun, tetapi memang tidak sekarang. Tunggu sampai pertengahan Maret. Kan mengosongkan rusun memerlukan waktu juga," ujar Djaharuddin.
Pertemuan untuk pengundian yang digelar Senin kemarin pun tidak membuahkan hasil. Pengundian yang dilakukan untuk 114 keluarga RT 04, 05, 06, RW 06, dan RW 07 ini rencananya mencari nama 50 keluarga yang akan lebih dulu mendapat kunci. Sebab, kata Djaharuddin, rusun yang betul-betul siap baru ada 50 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.