"Lutut saya gemetar melihat kebakaran ini. Kasiahan warga saya," ujar Madihar saat ditemui di lokasi kebakaran, Rabu siang.
Jumlah korban kebakaran yang melanda RT 16 RW 04 Kelurahan Rawa Buaya mencapai 350 orang. Pandangan mata Madihar terus menatap para korban yang sedang mencari sisa-sisa harta benda yang kemungkinan selamat dari lahapan api.
"Saya harus gerak cepat. Saya sudah hubungi Suku Dinas Sosial dan seluruh rekan-rekan saya agar bisa bantu korban," ucap Madihar, yang juga berprofesi sebagai guru SDN 09 Rawa Buaya.
Untuk sementara, kata Madihar korban akan dievakuasi ke masjid terdekat. Prihal makanan dan pakaian ia akan meminta bantuan ke beberapa temannya.
Sementara itu, warga yang selamat dari jilatan api pun bergotong royong membuat makanan untuk para korban kebakaran.
Beberapa ibu sengaja iuran dan memasak untuk mereka. "Ini kami memasak untuk para korban. Kami patungan untuk masak. Bagaimana pun kesehatan mereka penting," ujar seorang ibu yang enggan disebutkan namanya.
Ongky salah satu korban, menduga kebakaran Rabu pagi itu disebabkan korsleting arus pendek dari sebuah rumah yang diketahui milik Dulkamid. Api kemudian merembet ke rumah warga lainnya.
"Kebulan asap itu berawal dari rumah bapak Dulkamit, kemudian mengeluarkan api dan langsung merembet ke rumah warga lainnya," ucap Ongky.
Warga yang melihat kobaran api pun panik dan langsung berhamburan menuju tempat yang lebih aman untuk menyelamatkan diri. Beruntung, petugas Dinas Pemadam Kebakaran lekas datang ke lokasi. Sebanyak 19 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan.
"Untungnya pemadam kebakaran cepat datang. Api dipadamkan sekitar pukul 11.00 WIB dengan dibantu puluhan warga," ujar Ongky.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Saat Kompas.com datang ke lokasi. Kobaran api sudah berhasil dipadamkan. Namun masih tampak kepulan asap dari puing bangunan rumah. Bau hangus pun masih tercium dari benda-benda yang terbakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.