“Ada permintaan untuk menyelidiki pengadaan UPS, jadi siap mengusutnya,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/3/2015).
Namun, ia enggan menyebutkan pihak yang meminta penyelidikan itu. Ia hanya menyebutkan, pihak yang meminta mengusut lebih dari satu. Ia mengatakan, penyelidikan meliputi orang, dokumen, barang, dan lokasi. Saat ini, kepolisian masih menyelidiki kasus yang menghabiskan dana sebanyak Rp 330 miliar tersebut.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan bahwa data pengadaan perangkat UPS atau pasokan daya bebas gangguan pada APBD 2014 dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya.
Basuki mencurigai perusahaan-perusahaan pemenang tender ini merupakan pihak yang sama. Perusahaan-perusahaan yang memenangkan tender pengadaan UPS untuk sekolah-sekolah itupun kebanyakan tidak jelas.
Dari hasil penelusuran Kompas.com dalam beberapa hari terakhir, alamat dari perusahaan-perusahaan itu kebanyakan justru ditempati oleh toko-toko kecil. Pemilik atau pekerja di toko-toko itu pun mengaku tidak tahu menahu soal tender pengadaan UPS. Karena itu, ada dugaan perusahaan-perusahaan itu hanyalah fiktif belaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.