Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Penetapan APBD DKI Jakarta Tak Menunggu Investigasi KPK

Kompas.com - 04/03/2015, 17:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta harus sudah ditetapkan sebelum 8 Maret 2015. Saat ini, Kemendagri masih melakukan evaluasi terhadap APBD yang diajukan pemerintah provinsi. Keputusan akhir Kemendagri, kata Tjahjo, tidak akan menunggu proses hukum terkait laporan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan upaya pencantuman dana siluman dalam APBD tersebut.

"Ya enggak apa-apa. Nggak masalah (Ahok melapor ke KPK). Penetapan anggaran tidak harus menunggu apa yang dilakukan Dewan dengan hak angket dan KPK maupun laporan ke Bareskrim," kata Tjahjo, di Istana Kepresidenan, Rabu (4/3/2015).

Tjahjo mengatakan, kementerian hanya bertanggung jawab secara administrasi bahwa anggaran yang dimiliki setiap pemerintah daerah sudah sesuai dengan prosedurnya. Selain itu, kementerian juga berusaha menerapkan setiap perencanaan anggaran daerah benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat secara efisien.

"Karena bagian perencanaan anggaran itu area yang rawan korupsi," kata Tjahjo.

Menurut dia, jika ada pertentangan antara Ahok dan DPRD DKI Jakarta, sebaiknya hal itu diselesaikan terlebih dahulu. Pemerintah pusat sudah memediasi keduanya dengan memanggil Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, pimpinan DPRD DKI Jakarta, hingga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dia berharap agar semua pihak memiliki komitmen yang sama untuk menyelamatkan APBD DKI Jakarta.

"Intinya harus selamatkan anggaran DKI tepat waktu. Anggaran tersandera karena adanya proses politik yang dilakukan teman-teman DPRD maupun proses hukum yang dilakukan Gubernur ke KPK. Silakan, jangan tersandera," kata dia.

Sebelumnya, Ahok membongkar adanya upaya memasukkan dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 sekitar Rp 12 triliun. Ia menuding anggota DPRD DKI Jakarta yang memasukkannya. Ahok pun akhirnya mengajukan RAPBD DKI Jakarta yang tak memasukkan dana tersebut ke Mendagri. DPRD DKI Jakarta berang dan menganggap Ahok telah mengajukan anggaran palsu hingga akhirnya Ahok dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com