Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Berseteru dengan DPRD, Ahok Enggan Cari Dukungan

Kompas.com - 05/03/2015, 15:16 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut telah diundang oleh panitia acara Seni Lawan Korupsi yang diadakan para seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015). Namun, pria yang akrab disapa Ahok itu menolak datang dengan alasan takut dituding pihak lain sebagai bentuk mencari dukungan atas konfliknya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI soal RAPBD DKI tahun anggaran 2015.

"Pak Ahok sudah diundang, tapi dia menolak dengan halus. Di situ saya makin respect dengan beliau," kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Irawan Karseno, kepada Kompas.com.

Irawan menjelaskan bahwa acara Seni Lawan Korupsi digelar mulai hari ini sampai tanggal 7 Maret 2015. Untuk acara di hari ini, tepatnya nanti malam, akan ada deklarasi Seni Lawan Korupsi yang turut mengundang tokoh-tokoh seperti Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Bambang Widjojanto, seniman Butet Kertaredjasa, dan tokoh-tokoh lainnya.

Dalam acara ini juga sebenarnya Ahok diundang. Dia bersama panitia acara yang lain mengaku sangat ingin Ahok datang dan memberikan semangat baru serta inspirasi bagi penonton dan semua orang yang hadir. Namun, Irawan dapat memahami alasan Ahok yang menolak datang. Penolakan itu juga disampaikan dengan baik sehingga semua panitia dan seniman yang lain bisa mengerti.

Menurut Irawan, Ahok merupakan contoh pejuang antikorupsi yang nyata dan dapat dirasakan langsung pengaruhnya di dalam masyarakat. Para seniman yang tergabung dalam acara ini dikatakan Irawan akan terus mendukung tokoh-tokoh yang memperjuangkan pemberantasan korupsi di instansi mana pun tokoh tersebut berada.

"Kita juga mau kasih tahu dari acara ini kalau mereka (tokoh anti korupsi) tidak sendiri. Mereka dapat dukungan dari kami (seniman), dari masyarakat semuanya, jadi jangan takut melawan korupsi," tambah Irawan.

Di gerbang masuk TIM sendiri, ada tulisan yang ditempel oleh panitia acara bertuliskan #SaveKPK dan #SaveAhok. Di beberapa sudut lain dari gerbang juga ditempelkan lagi tulisan Save Ahok dengan warna merah dan putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com