Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Ahok Pakai APBD 2014 Ditolak Anak Buahnya

Kompas.com - 09/03/2015, 18:16 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014 ditolak anak buahnya sendiri. Kebijakan tersebut dianggap kurang efektif dalam menjalankan program pemerintahan.

"Gubernur kan maunya pakai (APBD) 2014. Kalau saya maunya APBD menggunakan Perda, jadikan enak sama-sama berjalan bareng," ujar kata Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Heru Budi Hartono di Balai Kota, Senin (9/3/2015).

Menurut Heru, penggunaan APBD 2014 akan berimbas dihapusnya sejumlah program yang telah dicanangkan. Seperti tunjangan kinerja daerah (TKD). [Baca: Beda dengan Ahok, Djarot Bakal Usahakan Terbitnya Perda APBD 2015]

Sebab, kata dia, jika tetap menggunakan APBD 2014, maka Kemendagri akan memberikan catatan khusus. Sehingga, tidak semua anggaran di Pergub bisa dibelanjakan. 

"Ada beberapa poin kebutuhan masyarakat yang enggak bisa dijalankan. Kalau TKD ada catatan dari Depdagri kan enggak bisa dijalankan," kata mantan Wali Kota Jakarta Utara tersebut.

Untuk diketahui, jika Pemprov DKI menggunakan pagu anggaran APBD 2014 sebesar Rp 72,095 triliun, maka pemberian TKD dinamis juga ikut batal. Padahal, program tersebut mendapat sambutan positif dari PNS DKI yang ingin mendapatkan penghasilan lebih lewat kinerjanya.

"Tak hanya TKD, tetapi juga termasuk tunjangan transportasi," ucap dia.

Meski demikian, lanjut Heru, ada beberapa prioritas Gubernur yang tetap dipertahankan. Khususnya, terkait masalah transportasi, banjir, pendidikan hingga kebersihan. "Tetapi tetap harus ada azas manfaat. Nanti tinggal coret-coret aja," kata Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com