Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Purnawirawan TNI Menduga Ada Mafia Tanah di Belakang Kodam Jaya

Kompas.com - 16/03/2015, 15:11 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hosiana, putri dari Christina Gurning, janda dari Kolonel TNI (Pur) Gurning, menduga ada rekayasa yang dilakukan oleh Kodam Jaya yang berusaha mengambil alih rumah yang berada di Jalan Dr Kusumaatmaja, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut Hosiana, kasus ini bermula dari adanya permintaan almarhum Li Koe Ni, pemegang hak guna bangunan (HGB) pertama, melalui kuasa hukum dengan surat kantor hukum Jurelevo, yang meminta Hosiana dan keluarga mengosongkan rumahnya.

"Awalnya kami menerima surat dari kuasa hukum Li Koe Ni. Setelah kami cari, Li Koe Ni tidak punya kuasa hukum," ujar Hosiana, Senin (16/3/2015).

Surat tersebut tidak membuat Hosiana dan keluarga meninggalkan rumahnya, kemudian pada tahun 2010 Hosiana ditawari uang sebesar Rp 2 miliar dari Kodam Jaya sebagai uang pengganti kerahiman.

"Kodam Jaya menawarkan uang Rp 2 miliar sebagai pengganti kerahiman. Saat ditanya apakah itu uang Kodam, jawabannya uang dari cukong, jadi saya tidak menerimanya," ujar dia.

Kata Hosiana, setelah ada penawaran dari Kodam tersebut, dia didatangi oleh seseorang yang bernama Ali Idung dan ditawari uang Rp 500.000.000.

"Setelah ditawari Rp 2 miliar dari Kodam, ada yang datang dan mau menambahi jadi totalnya Rp 2,5 miliar," katanya.

Melihat hal tersebut, Hosiana menduga ada mafia tanah yang didukung oleh oknum TNI untuk mendapatkan rumah yang kini ditempati keluarganya.

"Musuh saya mafia tanah, tetapi didukung oknum TNI AD," ujarnya. Hosiana menarik kesimpulan seperti itu karena harga tanah dan bangunan di kawasan tersebut tinggi.

"Mengapa ada permainan karena harga tanah di sini tinggi. Rumah saya walaupun sertifikatnya masih ditahan sudah ditawar Rp 20 miliar paling tinggi," katanya.

Kodam Jaya mengirim surat kepada Christina, janda dari almarhum Kolonel TNI (Purn) Gurning. Dalam surat tersebut, Christina diminta untuk mengosongkan rumah yang telah ditinggalinya sejak tahun 1966.

Dalam surat yang dikirimkan, penghuni diberi batas waktu hingga hari ini, Senin (16/3/2015). Pantauan Kompas.com hingga siang ini belum terlihat pihak Kodam Jaya datang untuk melakukan pengosongan rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com