Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria Yunani, Gagal Bisnis Cafe Buka Lapak Batu Akik di Rawa Bening

Kompas.com - 17/03/2015, 07:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis batu akik memang tengah naik daun. Uang jutaan rupiah bisa didapat dari menjual batu alam tersebut.

Tak hanya pebisnis lokal, demam batu akik juga menarik perhatian warga negara asing untuk mencoba peruntungan di usaha penjualan batu alam ini. Adalah Themelis Imanuel (41), warga asing asal Yunani.

Ceritanya terjun di usaha tersebut hampir sama seperti sebagian pebisnis batu akik. Dari hobi dua tahun mengenal batu, Themelis mulai mencoba-coba menjadi penjual batu lima bulan belakangan.

Ia membuka usaha jual batu yang dinamainya Jawa Stone. Lokasinya, ada di seberang Jakarta Gems Center (JGC), Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur.

Usaha yang dirintisnya terbilang unik. Themelis mengaku, bukan batu yang laris di pasaran yang dijualnya, seperti batu-batu asal Aceh atau Kalimantan. Yang dia jual adalah batu asal Kebumen, Jawa Tengah.

Sambil bercanda, Themelis menyebut diri mungkin sebagai satu-satunya penjual batu asal Kebumen di Jakarta. Harga pasaran batu ini memang terjangkau alias murah.

"Saya cuma bantu teman. Dulu sering ke Kebumen punya teman orang sana. Di Kebumen orang ramai batu. Akhirnya saya coba bantu dengan membawa ke sini," kata Themelis, kepada Kompas.com, di JGC, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (16/3/2015).

Themelis mengungkapkan, tidak menjual batu yang sudah menjadi cincin, melainkan batu yang masih berbentuk bongkahan. Batu ini diambil dari gunung oleh temannya di Kebumen dan dikirim ke Jakarta.

Perbulan, Themelis dikirimi batu sebanyak satu ton. Modalnya Rp 7.000.000.

Sampai di Jakarta, batu yang dibawa dipotong seukuran bungkus rokok atau seberat 200 gram. Di Jakarta, Themelis menyewa lapak di seberang JGC untuk menjual batu.

Tiap bongkahan batu seukuran bungkus rokok itu dijualnya Rp 20.000. Bahan ini yang banyak diburu oleh para penjual batu akik kecil. Pelanggan Themelis memang mereka-mereka itu. "Ada juga yang hobi," ujar Themelis.

Lapak usahanya bukan toko, melainkan berbentuk tenda payung dan meja saja. Di atas meja, ada beberapa kotak plastik berukuran sekitar 30x30 cm. Kotak ini berisi puluhan bongkahan bahan batu tadi.

Jenis batu yang dijualnya beragam. Ada yang disebutnya berjenis bulu monyet, besi merah, besi hijau, panca warna, dan batu lainnya asal Kebumen.

Meski lapaknya terlihat sederhana, usaha Themelis sudah membawa untung. Perbulan, pendapatannya mencapai Rp 15.000.000. "Enggak ada standar (tidak menentu), rata-rata segitu perbulan. Buat makan doang, sama kasih duit buat orang kerja. Sama beli batu di sana sama orang," ujar Themelis, tertawa.

Themelis mengaku, usaha ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Datang ke Indonesia, dia awalnya merupakan seorang wisatawan. Tujuannya adalah liburan ke Bali.

Namun, setelah berpacaran dengan perempuan asal Ambon, Maluku, ia memilih menetap di Indonesia. Bersama pacar, Themelis sempat membuka cafe menjual roti dan spaghetti di Pamulang, Tangerang Selatan.

Namun, usahanya itu kemudian tutup. Saat ini, hanya batu yang menjadi penghasilan baginya. "Sekarang fokus di batu," ujar pria yang telah menetap selama delapan tahun di Indonesia ini.

Themelis mengaku hendak memperbesar usahanya saat ini. Ia sempat mengirim batu sebanyak 50 buah ke Yunani. Namun, di sana rupanya tidak laku. "Orang di Eropa lebih suka batu mulia. Mereka senang berlian, Ruby. Bukan batu alam," ujar Themelis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com