Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: DPRD Bikin Angket, Anggotanya Mereka Sendiri, Ya Pasti Saya Salah

Kompas.com - 17/03/2015, 13:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap ada kejanggalan dalam pelaksanaan hak angket. Sebab, Basuki akan tetap menjadi yang salah karena posisi DPRD DKI berseteru dengannya.

"DPRD mau hak angket apa pun, enggak ada guna. Kalau saya berseteru dengan Anda, yang menilai kami itu orang lain dong, pihak ketiga dong, kayak kepolisian dan KPK. Silakan nilai, saya salah, saya masuk penjara. Kalau dia salah, dia masuk penjara, sudah," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (17/3/2015). 

Seharusnya, kata Basuki, DPRD DKI tak bisa melaksanakan hak angket yang beranggotakan mereka sendiri. Sebab, yang berseteru adalah dia dengan legislatif. Namun, yang melakukan penyelidikan dan membuat kesimpulan adalah anggota Dewan sendiri sehingga ia tidak akan terkejut dengan hasil angket nantinya.

"Masa saya seteru dengan Anda, terus bikin angket sendiri. Ya Anda pasti bilang saya salah dong dan Anda benar. Bisa diterima enggak kalau angket kayak begitu? Lucu," kata Basuki.

Namun, karena proses angket ini sudah bergulir, Basuki menyarankan agar hasilnya diserahkan ke pihak berwajib. Jangan sampai DPRD yang memberikan kesimpulan sendiri.

"Jadi, bukan angket bilang saya salah, ngarang-ngarang sendiri, bikin kesimpulan sendiri. Laporkan ke pihak berwajib. Salahnya oknum DPRD satu saja, dia enggak sangka ada gubernur yang gila (tidak mau masukkan anggaran titipan). Baru tau lu gue gila," kata Basuki tertawa.

Sekadar informasi, panitia hak angket DPRD DKI Jakarta terus memanggil sejumlah pihak untuk menyelidiki APBD 2015, mulai dari konsultan e-budgeting, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), hingga Deputi Gubernur Bidang Pariwisata DKI Sylviana Murni, telah dimintai keterangannya. Di setiap akhir rapat, panitia hak angket kerap membacakan kesimpulan sementara. Padahal, seharusnya kesimpulan baru dapat ditemukan 60 hari setelah proses angket selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com