Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lapor Harta Kekayaan, M Taufik Sebut Ada yang Cari-cari Kesalahan

Kompas.com - 19/03/2015, 08:21 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik merupakan salah satu anggota Dewan yang belum melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Taufik menjelaskan, hal tersebut akan dilaporkan secara kolektif bersama anggota Dewan yang lain.

"Gini, kalau lapor harta kekayaan, itu kan saya dan yang lain dikasih formulir dari Dewan. Jadi, harus kolektiflah," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Rabu (18/3/2015).

Lagi pula, kata Taufik, KPK juga tidak memberikan sanksi kepada anggota DPRD yang tidak melaporkan harta kekayaan. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor anggota Dewan belum melaporkan harta kekayaannya.

Ketika ditanya mengenai hal ini, Taufik malah mengatakan bahwa publik sedang mencari-cari kesalahan anggota Dewan. "Kata Johan Budi (Pelaksana Tugas pimpinan KPK) enggak ada sanksi. Nah, ya sudah. Itu kan mencari-cari kesalahan saja. Kan banyakan juga kesalahan Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama)," ujar Taufik.

Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman, yang berada di samping Taufik, pun ikut "nyeletuk". Dengan lantang, Prabowo mengatakan bahwa ia sudah melaporkan harta kekayaannya.

Untuk diketahui, Prabowo Soenirman tercatat pernah melaporkan harta kekayaannya pada 22 Oktober 2001. Namun, saat itu, kapasitas Prabowo bukan sebagai anggota DPRD DKI, melainkan sebagai Dirut PD Dharma Jaya. Adapun kekayaan yang ia miliki berjumlah Rp 3,9 miliar.

"Saya sudah lapor, tetapi belum diperbarui. Orang harta saya enggak nambah kok. Lagi pula, enggak ada sanksi," ujar Prabowo.

"Kan tidak ada sanksi, saya melapor saja sudah bagus dong. Tapi, kalau memang ada UU, saya setuju dong disanksi (karena belum perbarui harta kekayaan)," tambah Prabowo.

Hampir semua jajaran pimpinan DPRD DKI Jakarta belum pernah melaporkan harta kekayaannya. Mereka adalah Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua I Mohammad Taufik, Wakil Ketua III Abraham Lunggana, dan Wakil Ketua IV Ferrial Sofyan. (Baca: Mayoritas Pimpinan DPRD DKI Tak Pernah Laporkan Harta Kekayaan)

Berdasarkan keterangan di situs acch.kpk.go.id, satu-satunya pimpinan DPRD DKI yang telah melaporkan harta kekayaannya adalah Wakil Ketua II Triwisaksana. Ia tercatat melaporkan harta kekayaannya pada 19 Maret 2012.

Kekayaan politisi PKS ini tercatat berjumlah Rp 471 juta dan 135 ribu dollar Amerika Serikat. Sementara itu, untuk para anggota, Kompas.com mencoba melakukan pencarian terhadap sejumlah nama anggota panitia hak angket, seperti Mohamad Sangaji, Fahmi Zulfikar, Selamat Nurdin, dan Prabowo Soenirman. Saat dilakukan pencarian, hanya Selamat dan Prabowo yang pernah melaporkan harta kekayaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com