Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Nasib Saya di Tangan MA, Bukan di DPRD

Kompas.com - 26/03/2015, 12:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, nasibnya sebagai Gubernur DKI ditentukan oleh keputusan Mahkamah Agung (MA). Oleh karena itu, DPRD tidak mudah memakzulkannya hanya karena etika dan norma, seperti yang selama ini ditudingkan kepadanya. 

"Mereka mau ngomong apa pun, terserah saja. Yang mutusin saya salah enggak salah kan Mahkamah Agung (MA). Iya kan? Sederhana kan? Yang memutuskan saya dipidana atau dipecat dari gubernur itu MA, silakan saja (tim angket) mengundang ahli mau ngomong apa pun," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (26/3/2015).

Lagi pula, menurut Basuki, angket ini adalah hal yang lucu. Sebab, angket ini diselenggarakan oleh anggota DPRD yang berselisih dengannya, sementara hakimnya pun adalah anggota DPRD tersebut.

Selain itu, proses angket sudah berjalan keluar dari konteks sebelumnya, yakni menyelidiki kesalahan Pemprov DKI, dalam hal ini Basuki, yang mengirim dokumen RAPBD, yang dianggap palsu oleh DPRD, ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Setelah memanggil Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) DKI dan konsultan e-budgeting, tim angket sempat memanggil Deputi Gubernur bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sylviana Murni serta Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Sarwo Handayani.

Pemanggilan dua pejabat publik itu dilakukan untuk menyelidiki keterlibatan istri Basuki, Veronica Tan, dan adik Basuki, Harry Basuki, dalam rapat revitalisasi Kota Tua. Tim angket ingin menyelidiki alasan kedua anggota keluarga Basuki duduk di kursi pimpinan. Menurut tim angket, kehadiran Veronica dan Harry dalam rapat itu ditengarai mengandung nepotisme dalam program revitalisasi Kota Tua.

Belakangan ini, tim angket justru menyelidiki norma dan etika Basuki sebagai Gubernur DKI. Kini, tim angket mengundang pakar hukum, tata negara, dan komunikasi publik untuk menyelidiki etika dan norma Basuki.

"Mereka mau nyingkirin saya. Nasib saya bukan di tangan mereka, tetapi di tangan MA. Silakan saja nyogok MA, kalau bisa disogok. Jangan sampai mereka lupa dari saya, saya itu enggak peduli enggak jadi Gubernur DKI. Cuma, saya akan pastikan, selama saya di sini (jadi Gubernur DKI), 1 sen pun Anda enggak bisa curi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com