Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari, Pabrik Es Beracun di Cakung Produksi 2.500 Balok

Kompas.com - 27/03/2015, 14:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sehari, pabrik balok es di Jalan Rawa Gelam nomor 2, Kawasan Industri Pulogadung (KIP), Cakung, Jakarta Timur, bisa memproduksi ribuan balok es. "Sehari rata-rata bisa sampai 2.500 balok es," kata seorang sekuriti pabrik kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2015).

Petugas sekuriti tersebut mengatakan, pelanggannya beragam, mulai dari agen-agen kecil sampai pelanggan besar. Pelanggan besar biasanya adalah kontraktor bangunan.

Bisanya, kontraktor bangunan berlangganan memesan pada akhir pekan, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

"Enggak tahu juga insinyur-insinyur itu pakai balok es buat apa, bisa sampai 1.500 balok," kata petugas keamanan yang tidak mau namanya disebutkan itu.

Menurut dia, wilayah cakupan pasokan balok es dari perusahaan ini mencakup wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan sebagian wilayah Jakarta Selatan. [Baca: Penampakan Pabrik Es di Cakung yang Diduga Mencampur Zat Berbahaya]

Namun, cakupannya tidak termasuk Jakarta Pusat dan Barat. Menurut dia, saat ini produksi balok es dari pabrik tersebut menurun. Padahal, kata dia, tahun 1990-an, perusahaan itu bisa memproduksi sekitar 7.500 balok es.

"Sejak orang punya kulkas banyak, sekarang jumlahnya menurun," ujar sekuriti yang mengaku telah bekerja selama 23 tahun untuk perusahaan itu.

Sebelumnya, aparat Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Metro Setiabudi menggerebek pabrik tersebut karena diduga mencampurkannya dengan zat berbahaya pada 17 Maret 2015 lalu. Setelah digerebek, petugas menyegel pabrik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com