Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Ahok Benahi Banjir di Jakarta Utara

Kompas.com - 03/04/2015, 17:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Utara merupakan daerah langganan banjir. Selain karena sistem drainase yang buruk dan permasalahan kekurangan pompa di sungai atau waduk, nyatanya waduk-waduk yang sudah ada di daerah tersebut tak cukup menampung debit air.

"Utara ini kan hilir dan selatan hulu. Kalau hujan mengalirnya semua ke Utara. makanya kita butuh waduk," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama saat musyawarah perencaanaan dan pembangunan (musrenbang) di Jakarta Utara, Rabu (1/4/2015) pagi.

Nantinya, waduk-waduk tersebut akan dikosongkan terlebih dahulu. Setelah itu, air akan ditampung di waduk.

Ahok bercerita saat dia membenahi Waduk Pluit di zaman Jokowi menjadi gubernur. Ia sempat menjadi sasaran tembak, karena rumahnya yang berada di daerah Pluit.

"Jadi saya bereskan Waduk Pluit duluan bersama Pak Jokowi difitnah. Gara-gara tinggal di Pluit, bereskan rumahnya dulu," ucap dia.

Padahal, meneruskan penataan banjir di Jakarta adalah dengan membenahi sistem penampungan airnya terlebih dahulu. Salah satunya adalah pembenahan di hilir, yakni Jakarta Utara.

Kendati demikian, Ahok menyoroti wilayah Jakarta Selatan yang semakin sempit karena banyaknya pembangunan perumahan. Padahal, wilayah tersebut bisa berfungsi sebagai serapan terlebih dahulu.

Siasat Ahok

Untuk penambahan waduk, Ahok menyiasati dengan melakukan penawaran ke beberapa rekanan pengembang. Salah satunya yakni meminta pengembang untuk memberikan sebidang tanah di dekat Pantai Indah Kapuk.

"Saya lagi nagih ada MKY (perusahaan) yang punya hak bangun pulau. Saya mau perpanjang izin Anda, dengan syarat, kasih saya tanah di Pantai Indah Kapuk yang mau jadi ruko itu, 30 hektare," ujarnya.

Ahok memperkirakan dengan diberikannya sebidang tanah tersebut, beberapa wilayah langganan banjir di Jakarta Utara akan terselesaikan.

"Bagi saya sederhana loh. Kalau dia kasih 30 hektare, kapuk kamal beres loh," kata Ahok.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku kecolongan saat memberikan izin pembangunan di Pantai Indah Kapuk. Saat itu, pengembang PIK tidak melakukan pembenahan di kampung belakangnya.

"Jadi dulu, kita mengizinkan Pantai Indah Kapuk membuat perumahan, kita tidak menyuruh dia untuk membereskan kampung di belakangnya. Jadi dia hanya mikirin sendiri, amannya. Kan bisa ditodong gitu," ucap Ahok.

Siasat lainnya, kata Ahok, meminta para pengembang untuk memberikan kontribusi pembenahan banjir di Jakarta. Beberapa caranya dengan menyuruh para pengembang untuk membangun jalan inspeksi.

"Sekarang mau pulau. Perjanjianya lucu juga, tidak akan menyebabkan banjir di daratan. Ya enggak mungkin banjir, jaraknya 300 meter kok. Enak saja perjanjian gitu. Saya mesti ubah kalimatnya. Harus kontribusi bereskan banjir di Jakarta," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com