Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Ahok Pandang Puskesmas Tak Cocok Dikembangkan Jadi RS Tipe D

Kompas.com - 03/04/2015, 10:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru saja meresmikan 15 puskesmas kecamatan yang dikembangkan menjadi rumah sakit tipe D, Kamis (2/4/2015) kemarin.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kini justru memandang pengembangan puskesmas menjadi rumah sakit tidak cocok dilakukan. Oleh karena itu, ke depannya, Pemprov DKI akan membeli tanah sebanyak-banyaknya untuk membangun rumah sakit. 

"Kami mau beli tanah saja karena kelihatannya puskesmas tidak cocok. Ada beberapa puskesmas yang tidak cocok dikembangkan (menjadi RS tipe D)," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (2/4/2015) malam. 

Kendati demikian, Basuki mengaku ide pengembangan puskesmas kecamatan menjadi RS tipe D ialah untuk menghemat biaya warga kurang mampu.

Basuki menginginkan, ada rumah sakit yang terjangkau dari sisi lokasi dengan warga setempat. Warga tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk transportasi saat mengantarkan makanan untuk anggota keluarganya yang dirawat di rumah sakit itu.

"Kalau orang yang ekonominya pas-pasan, ada yang sakit nungguinnya kan enggak tahan kalau di luar kecamatan dia. Kalau rumah sakitnya masih satu kecamatan, dia bisa bawa sangu (bekal) makanan dari rumah langsung ke rumah sakit tanpa uang transport dibandingkan dengan opname di luar wilayah dia," kata Basuki.

RS tipe D merupakan RS yang bersifat transisi yang hanya memberikan layanan kesehatan umum dan gigi. RS tipe ini juga melayani rujukan dari puskesmas.

Rumah sakit tipe D yang dioperasikan adalah RS di Cempaka Putih, Sawah Besar, Johar Baru, Kemayoran (Jakarta Pusat), Koja, Cilincing, Pademangan (Jakarta Utara), Kembangan, Kalideres (Jakarta Barat), Jagakarsa, Tebet, Mampang Prapatan, Pesanggrahan (Jakarta Selatan), Kramat Jati, dan Ciracas (Jakarta Timur).

Basuki menjanjikan, pembelian tanah dan pembangunan rumah sakit baru dapat dilakukan tahun 2016 mendatang. "Minimal tahun 2016 (RS) sudah mulai dibangun. Enggak masalah soal anggarannya, yang penting niatnya ada," kata Basuki.

Pemprov DKI menganggarkan Rp 20 miliar-Rp 25 miliar untuk menambah ruang inap, fasilitas, dan alat medis di 15 rumah sakit baru tersebut tahun ini. Selain itu, Pemprov DKI juga menyasar lahan untuk membangun 29 rumah sakit tipe D pada 2016.

Penambahan hingga 44 rumah sakit tipe D dua tahun ini diharapkan memudahkan akses kesehatan masyarakat. Dengan perubahan status itu, sejumlah puskesmas kelurahan pun akan ditingkatkan menjadi puskesmas kecamatan, antara lain Puskesmas Cempaka Putih Barat 1, Harapan Mulia, Srengseng Sawah, Tugu Utara, Bangka, dan Kramat Jati 2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com