Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AP II Ungkap Ada Bandara Lain yang Lebih Rawan Disusupi Orang

Kompas.com - 08/04/2015, 13:17 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Peristiwa seorang pria menyelinap ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia, Selasa (7/4/2015) sore, menandakan bahwa tingkat keamanan di bandara belum maksimal. Pria tersebut, Mario Steven Ambarita (21), masuk ke ruang roda pesawat sesaat sebelum pesawat tinggal landas di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau.

"Sebenarnya kita sudah melakukan pengamanan secara maksimal, tetapi memang hasilnya belum optimal," tutur Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, Rabu (8/4/2015).

Budi menduga bahwa Mario bisa masuk ke landasan pacu menuju ke ruang roda pesawat karena ada celah di pagar yang membatasi landasan pacu dengan tempat lain.

Soal pagar, kata dia, ternyata ada bandara lain yang masih di bawah naungan PT Angkasa Pura II yang tidak berpagar, yakni Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Kondisi di Bandara Supadio, menurut Budi, landasan pacu bersentuhan langsung dengan kebun milik warga di sekitar. Tidak ada pagar yang membatasi antara wilayah landasan pacu dengan lahan kebun tersebut sehingga lebih rawan dimasuki oleh orang.

"Kalau bicara soal pagar, (bandara) di Pontianak lebih tidak maksimal dibandingkan di Pekanbaru," ujar Budi.

Karena itu, ke depannya, Budi mengaku akan memperbaiki aspek keamanan, terutama penempatan pagar-pagar di sekeliling wilayah yang terlarang dimasuki orang.

Ukuran pagar pun akan ditinggikan sehingga diharapkan bisa menyulitkan siapa saja yang berusaha menyelinap masuk.

Sebelumnya diberitakan, Mario diketahui menyelinap ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia GA177 rute Pekanbaru-Jakarta, Selasa (7/4/2015) sore. Dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Mario diduga memasuki area terlarang untuk kemudian masuk ke ruang roda pesawat sesaat sebelum lepas landas tanpa diketahui siapapun.

Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, seorang petugas melihat Mario keluar dari pesawat dan berjalan terhuyung-huyung. Dia pun langsung dibawa ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk dirawat.

Saat ditemukan, kondisi Mario terlihat lelah. Jari-jarinya membiru dan telinganya mengeluarkan darah. Bahkan dia sempat diinfus namun kondisinya sudah dinyatakan sehat oleh dokter di KKP.

Mario kini masih belum bisa ditemui karena menjalani proses pemeriksaan oleh pihak Otoritas Bandara Soekarno-Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com