Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal UN Bocor, Ini Pembelaan Perum Percetakan Negara

Kompas.com - 15/04/2015, 21:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perum Percetakan Negara menyatakan bahwa mereka adalah perusahaan security printing yang sudah sejak lama mendapat tugas negara untuk mengamankan dokumen negara, termasuk dokumen ujian negara. Mereka menyatakan telah memenuhi persyaratan Botasupal untuk melaksanakan pekerjaan security printing.

"Dalam pelaksanaan percetakan ujian negara ini, kami bekerja sama dengan kepolisian sejak pengambilan materi, serah terima materi, dalam proses pencetakan hingga pengiriman materi kepada user," seperti tertuang dalam keterangan tertulis yang diberikan kepada para wartawan di Gedung Perum Percetakan Negara, Rabu (15/4/2015).

Terkait indikasi adanya kebocoran, Perum Percetakan Negara menegaskan bahwa mereka bukan satu-satunya percetakan yang melaksanakan pekerjaan security printing. Karena itu, mereka meminta agar segenap pihak menjunjung asas praduga tidak bersalah terhadap mereka.

"Mohon asas praduga tak bersalah kita junjung tinggi. Oleh karena itu, kami siap bekerja sama dengan kepolisian dalam proses pemeriksaan. Semoga semangat kami untuk mendukung tugas negara tidak dicederai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," dalam keterangan yang dituangkan pada selempar kertas itu.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan mengungkapkan, pengunggah soal-soal UN di tempat penyimpanan data (drive) Google adalah milik perusahaan percetakan di Jakarta. Dia menjelaskan, bocoran itu baru diketahui pada Senin sore.

"Secara umum, yang melakukan pengunggahan itu adalah perbuatan ilegal. Pelakunya salah satu perusahaan percetakan di Jakarta," ujar Mendikbud dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu siang, seperti dikutip dari Antara.

Mendikbud mengatakan, pihaknya tidak akan mendiamkan persoalan tersebut. Gangguan tersebut, sambung Anies, mencederai guru-guru dan siswa yang belajar keras.

"Masuk laporan mengenai bocoran soal yang ada di akun Google drive. Kami langsung koordinasi dengan Kemenkominfo, dilakukan pemblokiran, karena itu ada di Google, kami langsung telepon Google," kata Anies.

Mendikbud juga melapor kepada Plt Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti dan Bareskrim agar ditindak secara hukum. "Secara umum, yang mengunggahnya melakukan perbuatan yang salah," tambah dia. Penyidik kepolisian dari Bareskrim Polri melakukan penggeledahan di Gedung Perum Percetakan Negara sejak Rabu sore.

Penggeledahan dilakukan secara tertutup. Pihak keamanan perusahaan melarang wartawan untuk ikut masuk ke dalam gedung. Penggeledahan masih berlangsung sampai dengan berita ini diturunkan. Belum ada keterangan yang disampaikan, baik dari perwakilan Kemendikbud, penyidik kepolisian, maupun dari internal perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com