Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Belajar Kebajikan dari Siluman di Opera Ular Putih

Kompas.com - 24/04/2015, 09:05 WIB
advertorial

Penulis

Bila mendengar kata “siluman”, apa yang ada di benak Anda? Sosok jahat yang patut diwaspadai? Padahal, tidak selamanya siluman itu adalah sosok makhluk halus berwujud manusia yang bikin ngeri. Tiongkok punya legenda tua berkisah tentang sosok Siluman Ular Putih yang penuh kebijaksanaan.

Kisah itu yang dibawa Teater Koma dalam pementasan Opera Ular Putih. Aksi para pemain teater mendorong penonton untuk berpikir lebih dari sekadar hitam dan putih, kebajikan lawan kejahatan. Sosok siluman dalam legenda yang diangkat rupanya bisa mengajak penonton merenungkan nilai-nilai kebijaksanaan, serta bagaimana manusia memandang hal-hal yang dicap baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Ya, meski kisahnya berasal dari legenda kuno, tapi nilai yang tertanam pada kisah ini relevan dengan kehidupan masa kini.

Opera ini bercerita tentang Siluman Ular Putih yang ingin menjadi seorang manusia dengan bertapa selama seribu tahun. Berkat usaha dan kebaikannya, para dewa mengabulkan permintaannya, dan dia berubah menjadi wanita cantik bernama Pehtinio. Adiknya turut menjelma menjadi seorang manusia bernama Siocing. Keduanya pun menjalani kehidupan sebagai manusia biasa.

Suatu ketika Pehtinio bertemu dengan pemuda bernama Kohanbun, reinkarnasi orang yang dulu pernah menolong Ular Putih ratusan tahun yang lalu. Pehtinio akhirnya menjadi istri Kohanbun. Sayangnya, kedamaian mereka terusik ketika Kohanbun bertemu dengan Gowi, seorang peramal yang memberi tahu bahwa istrinya merupakan seekor siluman ular jahat.


Belajar dari Sini

Belajar tak melulu di bangku sekolah. Dari pentas opera seperti ini, pelajar bisa memetik ilmu seni budaya dan yang lebih utama, moral. Pementasan dari Teater Koma ini boleh jadi dikatakan sebagai langkah untuk terus menghidupkan dunia seni dan budaya tanah air, juga mengembangkan pendidikan.

Mendukung langkah itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), mengundang siswa-siswi SMA binaan Bakti BCA untuk bersama-sama menyaksikan karya Teater Koma, Opera Ular Putih. Siswa-siswi tersebut berasal dari SMAN 1 Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), SMAN 1 Gadingrejo, Lampung, dan SMAN 3 Serang, Banten.

Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati mengungkapkan, BCA terus menjalankan komitmennya untuk mendukung pengembangan dunia pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Salah satu bentuk nyata dukungan yang diberikan BCA kepada sekolah-sekolah binaan berupa penyediaan fasilitas dan softskill yang dibutuhkan para guru dan para siswa. Salah satu langkahnya, dengan mengajak mereka menyaksikan Opera Ular Putih.

Pada pentas yang digelar di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), 3-9 April 2015 ini, siswa-siswi juga diberi kesempatan untuk kenal lebih dekat dengan Teater Koma. Perkenalan itu disampaikan langsung oleh Ratna Riantiarno, aktris sekaligus salah satu pendiri Teater Koma.

“Melalui  pemaparan  mengenai profil Teater Koma dan pengenalan tentang  seni peran, para siswa-siswi diharapkan akan lebih mengerti mengenai seni pertunjukan teater secara umum,” tutur Inge.

Selain mengajak siswa-siswi SMA menonton teater, selama ini BCA juga telah secara aktif mendukung  langsung  kegiatan Teater Koma yang dianggap melestarikan seni teater di Indonesia. BCA menyokong lakon Teater Koma, antara lain “Republik Cangik”, “Demonstran”, “Sie Jin Kwie”, “Sampek Engtay”,  dan “Ibu”.

“Melalui  dukungan kepada Teater Koma, BCA membuktikan komitmennya untuk berperan aktif dalam melestarikan dan mendukung pengembangan budaya nasional,” ungkap Inge. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com