Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Sebut Tarif Tambal Gigi Tak Capai Rp 9 Juta

Kompas.com - 27/04/2015, 10:28 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa dokter gigi mengatakan bahwa biaya penambalan gigi tidak ada yang mencapai Rp 9 juta, seperti yang dialami Abigail Anggita Vela beberapa waktu lalu. Untuk wilayah Jabodetabek, salah satu dokter gigi meyakini bahwa tarif termahal tidak lebih dari Rp 1,5 juta per gigi.

"Untuk ulasan kesehatan, di Jabodetabek, standar harga tambal gigi Rp 250.000-Rp 350.000, (tarif) sedang Rp 500.000 dan termahal  Rp 1 juta-Rp 1,5 juta," kata drg Esther Jonathan kepada Kompas.com, Senin (27/4/2015).

Menurut dokter yang praktik di menara BCA itu, standar tarif yang berlaku sangat relatif, bergantung pada berbagai faktor, mulai dari dokter yang mengerjakan, lokasi tempat praktik dokter, dan bahan yang digunakan.

Sementara itu, teknis penambalan gigi bergantung pada diagnosis gigi yang akan dirawat. Namun, terlepas dari itu, kata Esther, dokter yang menangani biasanya akan memberi tahu prosedur yang akan dilakukan terhadap pasien.

"Biasanya di awal saat pasien datang kita menanyakan keluhan gigi yang sakit. Lalu, kita (dokter) melihat atau cek bersama dengan memakai kaca atau kamera apakah benar ini gigi yang dikeluhkan?" ujarnya.

Pemberitahuan kepada pasien terkait apa saja kasus yang ada dalam mulutnya dinilai sangat penting sehingga pasien tahu seperti apa perawatan dan biaya yang bakal ditanggung terkait keluhannya.

Begitu juga untuk tindakan scalling (pembersihan karang gigi), lanjut Esther, biasanya dokter akan menginfokan terlebih dahulu kepada pasien apakah setuju untuk dibersihkan atau tidak. "Tapi, memang sebaiknya keadaan gigi dan mulut bersih dari awal perawatan," tutur dokter yang buka praktik pribadi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, tersebut.

Dokter lainnya, yakni drg Nancy, juga mengatakan bahwa tarif tambal gigi di kawasan elite memang cenderung agak mahal. Namun, semahal-mahalnya tarif tambal gigi tidak pernah mencapai Rp 9 juta.

"Katakanlah Rp 3 juta-4 juta. Tapi, kalau lokasi daerah pinggiran agak sulit dengan harga sekian. Paling banter Rp 1 juta-2 juta. Tapi, bisa saja satu gigi hanya Rp 500.000," ungkapnya.

Sementara itu, Rista (25), salah satu pasien yang sempat menambal gigi di rumah sakit swasta, menceritakan pengalamannya menambal gigi. Menurut Rista, saat ia menambal gigi beberapa minggu lalu, tarifnya tidak melebihi angka Rp 1 juta.

"Itu juga sudah pakai asuransi. Waktu itu saya nambal dua gigi geraham bawah. Hitungannya satu gigi Rp 500.000," ujarnya.

Sebelumnya, pemilik akun Facebook Abigail Anggita Vela menceritakan pengalamannya soal tambal gigi di RS MMC. Dia mengaku terkejut ketika menerima tagihan Rp 9 juta. Namun, hal tersebut telah dibantah oleh pihak RS MMC. (Baca:Pasien Curhat Tambal Gigi Ditagih Rp 9 Juta, RS MMC Membantah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com