Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Operasional PKL di Bogor Akan Dibatasi

Kompas.com - 06/05/2015, 18:53 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, akan memberlakukan pembatasan jam operasional pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Otista dan Jalan Suryakencana.

Pembatasan jam operasional tersebut dilakukan untuk menciptakan suasana nyaman para pengguna jalan sekaligus melakukan penatan dan penertiban para pedagang di kawasan itu.

"Nanti kami akan tempatkan anggota Satpol PP di lokasi tersebut," kata Bima, Rabu (6/5/2015).

Nantinya, jam operasional para PKL di Jalan Otista dan Jalan Suryakencana akan dibatasi mulai pukul 21.00-06.00 WIB setiap harinya.

Selain itu, Pemkot Bogor juga akan memasang sirine di sekitar lokasi untuk mengingatkan para pedagang.

"Sirine itu akan dibunyikan setengah jam sebelum batas waktu jam operasional selesai. Jadi diharapkan sebelum jam 06.00 WIB, para pedagang sudah membereskan barang dagangannya. Sehingga tepat jam 06.00 WIB, kawasan itu sudah kosong dari PKL," ungkapnya.

Penataan PKL, lanjut Bima, merupakan satu dari enam program Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk Kota Bogor.

Selain dilakukan penataan, Pemkot Bogor juga akan merelokasi PKL ke tempat yang akan disiapkan. Setiap harinya mulai pukul 19.00 WIB hingga pagi, sepanjang Jalan Otista dan Jalan Suryakencana selalu dipenuhi PKL yang berjualan sayur-sayuran.

Mereka menggunakan bahu jalan untuk berjualan, hingga terkadang sampai menyesak ke tengah jalan. Alhasil, kondisi tersebut menyebabkan arus lalu lintas di lokasi itu menjadi tersendat selain tentu saja sampah-sampah yang mengotori jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com