Meski demikian, tersangka tetap harus menjaminkan satu-satunya motor miliknya kepada korban hingga utang tersebut lunas. Tersangka pun menyicil utangnya sejak September hingga beberapa bulan kemudian. Setelah utangnya tinggal menyisakan Rp 1,6 juta, tersangka lantas meminjam uang kepada temannya untuk menebus motor tersebut. Namun, ia hanya mendapat pinjaman sebesar Rp 1,5 juta.
Lelaki putus sekolah sejak kelas 3 SMP itu tetap berupaya mengembalikan utang agar motornya dapat diserahkan oleh korban. "Cuma kurang Rp 140 ribu, motor saya tetap tidak dikeluarkan juga. Padahal (motor) itu satu-satunya kendaraan saya untuk kerja," papar duda satu anak tersebut.
Kecewa dengan sikap korban tersebut, tersangka akhirnya merencanakan untuk mencuri harta mantan majikannya. Namun, usaha tersangka tidak berjalan lancar karena dipergoki pembantu dan korban sendiri. Hingga akhirnya, tersangka gelap mata dan menganiaya korban beserta kedua anaknya.
"Sebenarnya saya gak mau aniaya dia (korban). Cuma, karena sudah terlanjut ketahuan, saya pukul saja pakai stick golf supaya dia tidak teriak. Itu juga karena dia bawa tingkat kayu," pungkasnya.