Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap di Sidang, Dishub Tetap Lunasi Transjakarta Meski Tahu Ada Cacat

Kompas.com - 13/05/2015, 18:16 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Drajat Adhyaksa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) saat pengadaan transjakarta tahun 2013 mengetahui adanya sejumlah kecacatan pada spesifikasi armada transjakarta saat itu. Ia mengaku melaporkan hal tersebut pada Udar Pristono yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

"Saya mengetahui kekurangan saat bulan Desember 2013 itu, lalu saya laporkan ke Kepala Dishub. Semua ada kekurangannya, dari laporan konsultan pengawas," kata Drajat saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2015).

Drajat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi transjakarta tahun 2013 yang menjerat Udar Pristono.

Namun menurut Drajat, laporannya tidak pernah ditindaklanjuti. Pembayaran sejumlah bus transjakarta itu tetap diproses meski Dishub menerima laporan ketidakcocokan spesifikasi dengan yang tertulis di dalam kontrak pengadaan transjakarta.

Di depan majelis hakim yang dipimpin oleh Artha Theresia, Drajat tidak mengetahui pasti penyebab kurangnya spesifikasi.

Sebab, saat menetapkan dan menandatangani harga perkiraan sendiri (HPS) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), spesifikasi armada transjakarta tidak mengalami perubahan.

"Setelah saya tandatangani, kepala dinas juga tanda tangani, segera saya ajukan kepada kepala lelang untuk dilelang, spesifikasinya tidak berubah," kata Drajat.

Beberapa kekurangan yang ada pada armada bus transjakarta tahun 2013 sendiri meliputi global positioning system (GPS) yang tidak bisa digunakan, ukuran tangga darurat yang tidak sesuai, hingga papan rute yang tidak terpasang.

Tidak hanya itu masih ada sejumlah komponen lain yang tidak lengkap pada bus transjakarta tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com