Dewi mengaku membeli 6 liter beras yang diduga bercampur dengan beras plastik. Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya. Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter. Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur.
"Saya coba masak untuk dagang bubur nah di situ ada keanehan. Biasanya dimasak satu jam nasinya sudah halus. Tapi sekarang setelah satu jam, butiran berasnya hanya membesar saja, tapi enggak halus. Airnya di atas, berasnya di bawah," ujar Dewi.
Setelah mengurangi takaran air untuk membuat bubur tersebut, beras pun akhirnya bisa menyatu dengan air. Akan tetapi, bubur yang telah jadi berbeda dengan bubur yang biasa dia buat. Dewi, yang sempat mencicipi, mendeskripsikan bubur terasa lengket di mulut.
"Nah ini terasa 'nyetak' di lidah sama di mulut kaya lengket. Di tenggorokan kaya setengah matang juga. Lebih ngegumpal. Kalau beras umumnya kan lembut tapi engga lengket," ujar Dewi.
Berdasarkan hal ini, Dewi menduga ada campuran beras plastik di beras yang dibelinya. Secara sekilas, semua beras tersebut tampak sama. Dewi mengatakan, butiran beras plastik terlihat polos dan tanpa serat. Sementara beras asli biasanya memiliki serat dan memiliki bagian berwarna putih susu di tengahnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.