Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Bertemu Pengelola Wawai Bride, Puluhan Korban Kecewa

Kompas.com - 24/05/2015, 00:54 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan korban Wawai Bride gagal menemui pasangan suami istri pengelola wedding organizer itu, Ali Mahmudin dan Bulan Sri Wulan meski telah menunggu berjam-jam di Polsek Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/5/2015), setelah Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono meminta mereka pulang.

"Kata Kapolsek pelakunya belum datang, jadi kami (korban) disuruh pulang dulu. Nanti dikabari lagi kalau (mereka) sudah datang," ujar salah satu korban, Deny Santoso kepada Kompas.com, Sabtu (23/5/2015).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, meski sudah diminta pulang namun sebanyal sembilan korban Wawai Bride dan keluarganya masih bertahan di sebuah warung makan tak jauh dari Mapolsek Cengkareng.

Kedatangan kedua pengelola Wawai Bride ini memang dinanti puluhan calon pengantin yang menjadi korban wedding organizer ini. Bahkan, Denny Santoso yang berdomisili di Tambun, Bekasi rela menunggu sejak pukul 16.00 WIB begitu mendengar kabar pasangan Ali dan Bulan akan tiba di Mapolsek Cengkareng pada pukul 17.00 WIB.

 "Saya dapat informasi jam 17.00 (mereka) sudah datang. Makanya saya kabari semua korban. Tadi sih ada semua, mereka pulang karena diminta kapolsek. Saya sendiri sudah datang dari jam empat, tapi nggak keliatan pelaku dibawa ke polsek," kata Denny yang merugi sekitar Rp 62 juta tersebut.

Denny menambahkan dia sempat bertanya soal kedatangan kedua Ali dan Bulan kepada seorang petuguas dan bahkan melihat-lihat ke lantai satu dan dua mapolsek Cengkarang untuk memastikan keduanya sudah tiba di Jakarta.

"Kalau saya lihat-lihat di dalam (Mapolsek) tidak ada tanda-tanda pelaku sudah datang. Mungkin sudah datang, tapi disembunyikan dulu," ujar Denny.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, kedua pengelola Wawai Bride menyerahkan diri ke Mapolsek Argomulyo, Salatiga, Jumat (23/5/2015) malam. Terlapor Bulan, mengaku sakit gula dan berniat berobat ke Salatiga.

Keduanya diduga kuat membawa kabur uang puluhan klien yang telah membayar jasa mereka. Keduanya menggunakan uang para korban untuk biaya hidup dan pengobatan selama berada di Salatiga.

Namun, keduanya kerap merasa khawatir saat hendak mencari pengobatan tradisional di kota itu. Sebab, banyak pemberitaan terkait kasus yang mereka alami. Tekanan psikologis itulah yang mendorong keduanya menyerahkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com